PEMBUATAN ASAP CAIR DARI LIMBAH SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI SEBAGAI PENGHILANG BAU LATEKS
Abstract: Aktivitas
penggergajian kayu di Indonesia menghasilkan 20% - 30% limbah serbuk gergajian.
Limbah jenis ini menimbulkan masalah di lingkungan karena terjadi penumpukan,
dibuang ke sungai, atau dibakar langsung. Salah satu teknologi alternatif untuk
memanfaatkan limbah serbuk gergai adalah dengan mengolahnya menjadi asap cair.
Asap cair dibuat dari proses pirolisis dan kondensasi. Pirolisis merupakan
suatu proses pemanasan pada temperatur tertentu dari bahan organik dengan
jumlah oksigen terbatas. Proses pirolisis menyebabkan terjadinya penguraian
senyawa-senyawa penyusun kayu, sepeti lignin dan selulosa. Serbuk gergajian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk gergaji dari kayu meranti.
Pirolisa dilakukan pada temperatur 150°C, 200°C, 250°C, 300°C, dan 350°C.
Pirolisa dilakukan selama 10 menit, 20 menit, dan 30 menit dihitung setelah
suhu yang diinginkan tercapai. Penelitian ini menganalisa jumlah produk asap
cair yang diperoleh, pH, kandungan asam asetat, dan kandungan fenol pada asap
cair. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama dan tinggi temperatur
pirolisa maka jumlah asap cair, kandungan asam asetat, dan kandungan fenol
semakin tinggi sementara harga pH asap cair semakin turun. Kandungan asam
asetat dan fenol tertinggi didapat dari pirolisis pada suhu 350°C selama 30
menit, yaitu sebesar 96,3 mg/ml asap cair dan 0,88 mg/ml asap cair. Harga pH
asap cair berkisar 2 -3. Kandungan asam aseta pada asap cair berasal dari
degradasi selulosa sedangkan fenol berasal dari degradasi lignin. Produk asap
cair ini dapat digunakan sebagai penghilang bau lateks, bau lateks ditimbulkan
karena adanya aktivitas mikroba di dalam lateks. Kandungan asam asetat dan
fenol yang terkandung dalam dalam asap cair mampu mematikan aktivitas mikroba
sehingga bau lateks hilang.
Penulis: Tuti Indah Sari,
Rista Utami Dewi, Hengky Hengky
Kode Jurnal: jpkimiadd090063