PENGARUH PELARUT ISOPROPIL ALKOHOL 75% DAN ETANOL 75% TERHADAP EKSTRAKSI SAPONIN DARI BIJI TEH DENGAN VARIABEL WAKTU DAN TEMPERATUR
Abstract: Indonesia merupakan
salah satu penghasil teh terbesar di dunia. Namun, selama ini pemanfaatan teh
masih terbatas pada daunnya saja. Padahal biji teh yang selama ini belum
termanfaatkan, juga memiliki manfaat yang potensial untuk dikembangkan, dimana
biji teh mengandung 26% saponin, 20% minyak dan 11% protein. Menurut data,
selama ini Indonesia masih mengimpor bungkil biji teh dari Taiwan dan RRC
sebagai sumber saponin yang biasa digunakan untuk membasmi hama udang di
perikanan. Selain itu saponin dapat digunakan sebagai penghasil busa pada
minuman bir, bahan baku industri detergen, shampo dan sabun. Salah satu metode
pembuatan saponin ialah metode ekstraksi berpengaduk, yaitu suatu metode
pemisahan yang digunakan untuk mengeluarkan satu atau beberapa komponen dari
suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Pada penelitian ini dilakukan
proses ekstraksi bubuk biji teh, dimana dilakukan analisa kualitas busa, persen
rendemen, persen kesalahan dan kadar air dari hasil ekstraksi saponin. Salah
satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel proses
terhadap hasil ekstraksi saponin. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kuantitas
saponin yang terbentuk berbanding lurus dengan kenaikan variabel waktu ekstraksi (menit) dan temperatur
ekstraksi dimana pelarut etanol 75 %menghasilkan saponin lebih banyak dan lebih
baik dibandingkan pelarut isopropil alkohol 75 %. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa persen rendemen saponin terbesar yaitu 24,70 % dihasilkan dari ekstraksi
saponin menggunakan pelarut etanol 75 %
400ml, 400 rpm, 75 0C selama 5 jam.
Penulis: M. Yusuf Thoha, Anton
Freddy Sitanggang, Daniel R. S. Hutahayan
Kode Jurnal: jpkimiadd090076