MEKANISME ERUPSI DAN MODEL KANTONG MAGMA GUNUNGAPI IJEN

ABSTRAK:  Mekanisme  erupsi  suatu  gunungapi  dapat  dilihat  berdasarkan  karakteristik  dan bagaimana model kantong magma gunungapi tersebut.  Karakteristik dan posisi kantong magma dapat diestimasi  dengan  mengunakan  metode  seismik  yaitu  dengan  menganalisa  rekaman  sinyal  seismik dari suatu gempa vulkanik maupun tektonik. Analisis terhadap rekaman sinyal gempa vulkanik (tipe A dan tipe B) dan tremor harmonik yang didapatkan dari 3 stasiun seismik yaitu Ijen (Ijen), Terowongan Ijen  (TRWI)  dan  Kawah  Utara  Ijen  (KWUI)  dilakukan  dengan  cara  menyeleksi  sinyal    berdasarkan waveform  dan  dilihat  pola  spektralnya  untuk  mendapatkan  kandungan  frekuensinya.  Analisis hiposenter dilakukan untuk mengetahui kedalaman gempa vulkanik dan mengestmasi dimanakah dan bagaimana  model  kantong  magmanya.  Dari  perhitungan  diperoleh  sebaran  posisi  hiposenter  berada pada  kedalaman  berkisar  0–2.500  meter  dibawah  Kawah  Ijen  untuk  Gempa  VB,  2.000–2.500  meter dibawah  Kawah  Ijen  untuk  Gempa  VA  dan  5.000–50.000  meter  dibawah  permukaan  laut  untuk Gempa Tektonik Lokal.  Hasil penelitian menunjukkan daerah aseismik berada pada kedalaman lebih dari 4000 meter dibawah permukaan laut, yang diindikasikan sebagai kantung magma. Adapun proses internal  yang  terjadi  adalah  lebih  disebabkan  oleh  adanya  pergeseran  patahan  karena  terjadi peningkatan  aktivitas  magma.  Dan  didapatkan  pula  bahwa  model  kantong  magmanya  bersistem ganda.  Pada  model  ini,  Letusan  dapat  dipandang  sebagai  terjadinya  proses  pengosongan  kantong magma dangkal. Gaya eksternal F(t) dianalogikan tekanan magma yang mengandung gas Pm(t), gaya pegas (-ky) analog dengan tekanan hidrotermal dari air danau kawah. Diasumsikan bahwa ketika gaya eksternal  yang  mendorong  massa  sudah  melebihi  gaya  pegas  dan  redamannya  yang  menahan  massa, maka  gaya  eksternal  akan  keluar  pada  panjang  pegas  dan  massa  akan  memantul  kembali.  Keadaan tersebut  dianalogikan  dengan  terjadinya  erupsi,  yaitu  ketika  tekanan  magma  (Pm)  sudah  melebih tekanan hidrotermal (Ph), maka tekanan akan keluar dan terjadi erupsi. 
 Kata kunci: gempa vulkanik, Gunung Ijen, hiposenter
Penulis: Hena Dian Ayu, Akhmad Jufriadi
Kode Jurnal: jpfisikadd140230

Artikel Terkait :