MODEL PEMILIHAN BAHAN PEWARNA ALAM COKLAT BATIK TULIS SOLO DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Abstrak: Pewarna alami batik
diklaim lebih ramah lingkungan dan telah terbukti menghasilkan emisi yang lebih
rendah. Untuk itu
penggunaan pewarna alam
khususnya batik sangat
dianjurkan. Sebuah sentra
batik Laweyan di Solo telah memulai penggunaan pewarna alam sejak
beberapa tahun yang lalu. Warna yang dominan digunakan adalah warna coklat karena ciri khas batik Solo yang paling banyak menggunakan warna
coklat soga. Untuk menghasilkan warna coklat di sentra tersebut banyak pilihan bahan pewarna alam yang
digunakan.
Penelitian ini bermaksud mengembangkan
model pemilihan alternatif bahan
alam berdasarkan kriteria-kriteria yang
ada. Tahapan dalam
pemilihan yaitu menggali
kriteria yang berpengaruh,
melakukan pembobotan kriteria dan melakukan pembobotan pada alternatif
yang ada. Penelitian ini menggunakan metode
AHP dalam pengolahan
data sehingga dapat
diketahui bahan alam
apa yang tepat
untuk menghasilkan warna coklat
sesuai dengan kriteria-kriteria yang
ada. Dari hasil
penelitian faktor yang berpengaruh dalam pemilihan bahan alam
yaitu 4 variabel 6 kriteria dan 14 sub kriteria. Dari beberapa kriteria
tersebut bahan alam yang terpilih adalah jalawe untuk menghasilkan warna
coklat.
Penulis: Sri Hartini, Sinta
Nurmalasari, Dyah Ika Rinawati
Kode Jurnal: jptindustridd140394