PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA DIVISI CUTTING DI PT BINA BUSANA INTERNUSA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI

ABSTRAK: Pada  saat  ini  PT  Bina  Busana  Internusa  kurang  dapat  memenuhi  kebutuhan  pasar yang  terus  meningkat.  Hal  ini  disebabkan  karena  keterlambatan  Divisi  Cutting  mengirim potongan  kain  ke  Divisi  Sewing  yang  menyebabkan  target  produksi  tidak  tercapai. Berdasarkan  fokus  pada  masalah  tersebut,  PT  Bina  Busana  Internusa  membutuhkan perbaikan  di  lini  produksi,  khususnya  di  Divisi  Cutting,  agar  target  produksi  kemeja  dapat tercapai,  sehingga  kebutuhan  konsumen  bisa  terpenuhi.  Tujuan  penelitian    ini  adalah mengevaluasi aktivitas di lini produksi pada Divisi Cutting PT Bina Busana Internusa untuk kemudian diidentifikasi penyebab keterlambatannya. 
Pada  bulan  Maret  2012,  PT  Bina  Busana  Internusa  memproduksi  kemeja  Valino lengan  panjang  sebanyak  2598  unit/minggu,  kemeja  Valino  lengan  pendek  sebanyak  241 unit/minggu,  kemeja  Van  Hausen  lengan    panjang  1166  unit/minggu,  dan  kemeja  Harry Martin  579  unit/  minggunya.  Data-data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  diperoleh  dari hasil  wawancara  dan  pengamatan  langsung  di  lantai  produksi.  Pengamatan  dilakukan sebanyak 25 kali. Data hasil pengamatan kemudian diuji keseragaman dan kecukupannya.
Salah  satu  alternatif  pemecahan  masalah  di  PT  Bina  Busana  Internusa  digunakan metode  simulasi.  Langkah  awal  adalah  dengan  membangun  model  konseptual.  Tujuannya adalah  agar  mempermudah  pemodel  untuk  mendeklarasikan  sistem  yang  ada  agar  sesuai dengan  keadaan  yang  sebenarnya.  Selanjutnya  adalah  membuat  model  simulasi.  Dari  hasil simulasi didapatkan output yaitu kemeja Valino lengan  panjang sebanyak 2595 unit, kemeja Valino lengan pendek sebanyak 239 unit, kemeja Van Hausen lengan panjang 1165 unit, dan kemeja  Harry  Martin  579  unit.  Untuk  menghasilkan  output/keluaran  optimal  digunakan simRunner,  tujuannya  untuk  mengetahui  jumlah  optimal  dari  indikator-indikator  yang menyebabkan masalah. Indikator tersebut dapat misalnya kapasitas produksi dari tiap mesin, utilitas  operator,  dan  sebagainya.  Pada  penelitian  ini,  indikator  yang  digunakan  adalah kapasitas mesin dan jumlah operator.  
Setelah simRunner dijalankan, diketahui bahwa dari 78 eksperimen terdapat 5 usulan terbaik  untuk  memperbaiki  performansi  di  Divisi  Cutting.  Usulan  pertama  yaitu  dengan menempatkan 16 operator dan  3 unit mesin, usulan kedua menempatkan 16 operator dan 5 unit  mesin,  usulan  ketiga  menempatkan  16  operator  dan  2  unit  mesin,  usulan  keempat menempatkan 16 operator dan 1 unit mesin, usulan kelima menempatkan 16 operator dan 4 unit  mesin.  Selanjutnya,  usulan  tersebut  disimulasikan  kembali  pada  model  awal  (kondisi awal). Dari masing-masing usulan akan menghasilkan general report. Melalui output general report  tersebut  dibandingkan  dengan  output  model  awal,  dengan  cara  menghitung  selisih output  dari  setiap  replikasi  pada  model  awal  dan  model  usulan,  selanjutnya  dilakukan  uji Bonferroni  untuk  melihat  seberapa  besar  pengaruh  yang  diberikan  pada  pengembangan model yang diusulkan. Pada penelitian ini, model usulan yang memberikan pengaruh berbeda nyata adalah usulan 2 dan usulan 5. Sehingga, usulan yang bisa diberikan pada divisi cutting adalah dengan menepatkan 16 operator dan 5 unit mesin.
Kata Kunci: Simulasi, SimRunner, kapasitas produksi
Penulis: Annisa Eka Kurniawati, Parwadi Moengin, Sucipto Adisuwiryo 
Kode Jurnal: jptindustridd140106

Artikel Terkait :