ANALISIS KADAR KREATININ SERUM SEBELUM DAN SETELAH TERAPI TENOVOFIR PADA PENYANDANG HIV DI RS DR. M. DJAMIL PADANG PERIODE 2012-2013

Abstrak: Penyakit ginjal merupakan penyebab kematian nonAIDS paling tinggi pada penyandang HIV. Penggunaan regimen anti- retroviral diselidiki memiliki kontribusi terhadap kejadian penyakit ginjal. Disfungsi tubulus ditemukan pada penyandang HIV dengan terapi tenofovir. Pemeriksaan kreatinin digunakan untuk skrining kerusakan ginjal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar kreatinin sebelum dan setelah terapi tenofovir. Telah dilakukan penelitian secara kohort retrospektif terhadap penyandang HIV dengan terapi tenofovir di RS dr. M. Djamil Padang periode 2012-2013. Dilakukan pemeriksaan kreatinin serum sebelum dan setelah terapi tenofovir dengan metode Jaffe. Data kadar kreatinin serum didapatkan melalui rekam medik. Hasil perbedaan rata-rata kadar kreatinin serum sebelum dan setelah terapi tenofovir dianalisis menggunakan uji T berpasangan. Sebanyak 18 subyek penelitian dipilih dari jumlah total 652 penyandang HIV rawat inap dan rawat jalan. Sebanyak 196 penyandang HIV memakai terapi tenofovir (30%). Rentang lama pemberian terapi tenofovir adalah 2-57 minggu. Pada hasil penelitian, didapatkan perbedaan rata-rata kadar kreatinin serum yang bermakna sebelum dan setelah terapi tenofovir sebesar 0,7± 0,2 mg/dLdan 0,9 ± 0,5 mg/dL (P<0,05). Dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kreatinin serum setelah terapi tenofovir pada penyandang HIV.
Kata kunci: HIV, tenofovir, kreatinin serum
Penulis: Regina Ivanovna, Efrida, Roza Kurniati
Kode Jurnal: jpkedokterandd140061

Artikel Terkait :