Besaran Kerugian Nelayan dalam Pemasaran Hasil Tangkapan : Kasus Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhan ratu
Abstract: Mata pencaharian
nelayan di laut yang sarat dengan ketidakpastian dan sistem pemasaran hasil
tangkapannya yang tidak optimal membuat nelayan kesulitan dalam permodalan
melaut. Pada kondisi ini nelayan mencari modal melalui proses yang cepat dan
tanpa agunan walaupun pada akhirnya tidak disadari bahwa nelayan sebenarnya
telah terjerat dan merugi. Pemberi modal tersebut pada umumnya sering disebut
tengkulak/pengijon yang pada kondisi tertentu telah menciptakan sistem monopoli
karena mereka juga menyediakan modal, faktor-faktor produksi sampai menentukan
pemasaran ikan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa jauh
ketergantungan nelayan dalam memperoleh permodalan melaut dan berapa besarkah
kerugian yang sebenarnya terjadi. Penelitian ini menggunakan metode kasus
ketergantungan nelayan pada tengkulak di PPN Palabuhanratu melalui analisis
deskkriptif kuantitaif. Penelitian ini
telah mendapatkan hasil bahwa sebagian besar (90 %) nelayan PPN Palabuhanratu
memanfaatkan tengkulak khususnya untuk memperoleh permodalan melaut. Hal ini
dikarenakan proses peminjamannya lebih mudah, tanpa agunan namun sebagian besar
hasil tangkapan harus dijual pada tengkulak tanpa melalui pelelangan. Berdasarkan
hasil perhitungan, nelayan merugi antara Rp 2000,00 sampai Rp 5000,00/kg
apabila hasil tangkapannya dijual kepada tengkulak. Selain itu kerugian juga
karena pembelian solar di tengkulak atau pengecer berbeda Rp 1000,00/liter
dengan harga SPBU khususnya nelayan pancing dan gillnet. Peran pelabuhan perikanan kiranya perlu
dioptimalkan dalam mengupayakan penyediaan perbekalan melaut dan terlaksananya
sistem pelelangan ikan secara menyeluruh agar nelayan kecil memiliki posisi
tawar dalam tata niaga perikanan dan mendapatkan hasil penjualan secara cash.
Penulis: Ernani Lubis, Anwar
Bey Pane, Retno Muninggar, Asep Hamzah
Kode Jurnal: jpperikanandd120259