HUBUNGAN PEMAKAIAN FENOBARBITAL RUTIN DAN TIDAK RUTIN PADA ANAK KEJANG DEMAM DENGAN ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD)
Abstrak: Kejang demam akan
berulang 62,2% serta memiliki tingkat kejadian epilepsi 2-5%. Oleh karena itu
dibutuhkan pengobatan yang adekuat untuk mencegah terjadi kejang demam dengan
pemberian fenobarbital rutin setiap hari selama 1-2 tahun. Efek samping
fenobarbital yaitu hiperaktifitas, iritabilitas. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan pemakaian fenobarbital rutin dan tidak rutin pada anak
kejang demam dengan ADHD. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan
desain cross sectional yang dilakukan pada 32 orang sampel, terdiri dari 16
penderita kejang demam yang mengonsumsi fenobarbital rutin dan 16 penderita
kejang demam yang mengonsumsi fenobarbital tidak rutin. Penelitian ini
dilakukan dengan wawancara berdasarkan kuisioner SPPAHI dan diolah dengan uji
statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian
didapatkan (1) Anak kejang demam bertempat tinggal di kota Padang yang memakai
fenobarbital di RSUP Dr. M. Djamil Padang adalah 134 orang (2) kejadian ADHD
lebih banyak terjadi pada anak kejang demam yang rutin memakai fenobarbital dan
secara statistik terdapat hubungan yang bermakna (p value<0,05) (3) kejadian
ADHD lebih banyak terjadi pada anak kejang demam yang rmemakai fenobarbital
>1 tahun dan secara statistik terdapat hubungan yang bermakna (p
value<0,05). Dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara pemakaian fenobarbital rutin dan tidak rutin pada anak kejang demam
dengan ADHD.
Penulis: Sara Fadila, Nadjmir,
Rahmatini
Kode Jurnal: jpkedokterandd140063