Peresepan Obat Pasien Penyakit Dalam Menggunakan Indikator Peresepan World Health Organization
Abstrak: Ilmu penyakit dalam
merupakan cabang ilmu kedokteran yang harus memberikan pelayanan komprehensif
dengan pendekatan yang bersifat holistik. Pendekatan holistik dalam menegakkan
diagnosis dengan melihat gejala-gejala yang timbul sehingga memungkinkan
peresepan obat yang banyak dan memungkinkan terjadinya polifarmasi. Penelitian
ini bertujuan untuk memantau penggunaan obat spesialis penyakit dalam dengan
menggunakan lima indikator peresepan berdasarkan guideline WHO yaitu jumlah
obat per lembar resep, penggunaan obat generik, antibiotik, sediaan parenteral,
dan obat esensial. Pengumpulan data resep rawat jalan spesialis penyakit dalam
diambil secara retrospektif pada periode Januari–Maret 2013 di salah satu
fasilitas pelayanan kesehatan di Bandung. Dari 186 lembar resep dengan 567
permintaan obat didalamnya diperoleh rata-rata jumlah obat per lembar yaitu 3,05
permintaan obat per lembar. Penggunaan obat generik sebesar 23,63% dari 567
obat. Persentase penggunaan antibiotik dan sediaan parenteral sebesar 17,20%
dan 4,84% dari 186 lembar resep, sedangkan penggunaan obat esensial sebesar
36,86% dari 567 obat yang diresepkan. Hasil studi menyatakan tidak terjadi
polifarmasi pada fasilitas kesehatan tempat studi berlangsung. Penggunaan obat generik
dan esensial masih rendah. Selain itu diketahui tidak ada penyimpangan (misuse)
penggunaan antibiotik dan sediaan injeksi, sehingga mengurangi kejadian
resistensi antimikroba di masyarakat.
Penulis: Dika P. Destiani,
Susilawati
Kode Jurnal: jpfarmasidd130088