STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA DIVERSITY DOLL DAN MEDIA GAMBAR SEBAGAI PENANAMAN SIKAP TOLERANSI ANAK USIA 4-6 TAHUN DI RAUDHOTUL ATHFAL 02 MANGUNSARI SEMARANG
Abstract: Menurut Mardi
hartanto tahun 1997 hal utama yang diperlukan suatu bangsa untuk kesejahteraan
rakyatnya adalah modal maya, yang mencakup modal intelektual, modal sosisal,
modal kredibilitas, dan semangat yang dimiliki oleh sebuah masyarakat. Adapun
modal sosial tercermin dalam kemampuan sebuah masyarakat untuk bekerjasama
secara kreatif, memanfaatkan keanekaragaman sebagai suatu kekuatan, kemampuan
memecahkan perbedaan atau konflik secara
damai, dan luasnya jejaring secara bersama. Menumbuhkan rasa kebangsaan sangat
penting ditumbuhkan agar masyarakat kita tidak menghabiskan waktunya untuk membuat dan
menyelesaikan konflik diantara
ditengah-tengah keberagaman bangsa
Indonesia (Gede, 2007:
3). Pendidikan toleransi
dapat dimulai dari pendididkan paling awal dan mendasar
yaitu pendidikan anak usia dini (PAUD). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui keefektifan media diversity doll dan media gambar untuk penanaman
toleransi di Raudhotul Athfal. Hasil uji normalitas postest Ho diterima
jika χ2 < χ2tabel. Kelompok kontrol nilai χ2 = 3.4116 sedangkan χ2tabel =7.81, karena
χ2 berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
Kelompok eksperimen nilai χ2= 3.8386 sedangkan χ2tabel =7.81, karena
χ2 berada pada daerah
penerimaan Ho, maka
data tersebut berdistribusi
normal. Uji T
test Ho ditolak apabila t>
t(1-α)(n1+ n2-2), nilai t=6.363
dan nilai t(1-α)(n1+ n2-2)= 1.70, karena t berada pada daerah penolakan Ho maka
dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok
kontrol. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan sebelum dan sesudah
treatment serta terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Maka media diversity doll efektif digunakan untuk penanaman sikap
toleransi untuk anak uisa 4-6 tahun di Raudhotul Atfhal. Penelitian ini telah
dilakukan sesuai dengan prosedur penelitian, namun masih terdapat keterbatasan
dalam pelaksanaan. Kelas yang berdekatan antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen membuat kondisi
kelas penelitian menjadi
kurang kondusif karena
anak suara dari
kelas sebelah terdengar
sehingga menggangu konsentrasi anak. Pengontrol yang kurang saat
pelaksanaan treatment Kondisi luar yang berisik menggangu perhatian anak saat
mengikuti treatment, karena satu atap dengan MI membuat anak- anak MI mudah
masuk dan keluar ruangan RA.
Penulis: Sekti Soraya
Kode Jurnal: jppaudsddd130805