BIAS HEURISTIK DALAM PROSES PENILAIAN DAN PENGAMBILAN STRATEGI TERORISME
Abstrak: Membunuh warga sipil
di luar wilayah konflik sebagai upaya jihad merupakan keputusan yang tidak
manusiawi. Teori Keterbatasan Rasionalitas menganggap bahwa pengambil keputusan
dibatasi oleh informasi
yang kurang memadai
tentang sifat dasar permasalahan
dan solusi yang mungkin diperoleh, maka pengambil keputusan akan bersandar pada
prinsip heuristik. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana keyakinan
agama yang dimiliki
memberi pengaruh pada
bias heuristik dalam proses
penilaian dan pengambilan keputusan strategi terorisme sebagai jihad. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif. Informan utamanya adalah terpidana kasus terorisme
di Indonesia yang
telah mendapat putusan
tetap pengadilan. Data dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis isi yang diambil dari hasil wawancara, biografi dan catatan tentang
kisah hidup dari para pelaku aksi terorisme di Indonesia. Hasil penelitian ini
menemukan bahwa: pertama, terdapat kepercayaan tentang sangat pentingnya
melakukan jihad dalam Islam, yang representasinya diperoleh dari ayat-ayat Al
Qur’an, hadist dan tarikh Islam, dan diyakini dengan kuat oleh pelaku aksi
terorisme. Kedua, faktor situasional
dan kontekstual berupa
tekanan dari pemerintah
yang menghalangi penerapan syariat Islam, penganiayaan terhadap umat
Islam di berbagai penjuru dunia oleh kelompok non Islam, dan ketidakadilan
dalam kondisi terbatasnya pilihan akan sumber daya menyebabkan mereka
mengandalkan pada prinsip heuristik dalam penilaian dan pengambilan keputusan
untuk melakukan jihad. Ketiga, terdapat cara
memposisikan masalah yang
bias, bias persepsi,
terlalu percaya diri,
serta terlalu cepat mencapai konsensus dan konformitas kelompok
(groupthink). Keempat, terdapat
perbedaan evaluasi diri
dari para pelaku
setelah ditangkap berdasarkan kompetensi dan pengetahuannya
akan permasalahan secara keseluruhan. Pemimpin yang memiliki informasi lebih
banyak tentang permasalahan yang dihadapi cenderung bertahan dengan
keyakinannya dan tidak menyesali tindakannya dibanding partisipan atau anggota
kelompok yang kurang
memiliki informasi yang
memadai tentang permasalahan
ketika keputusan dibuat. Secara keseluruhan terdapat implikasi bahwa adanya keyakinan
yang kuat yang
mendasari pengambilan keputusan
cenderung melahirkan bias heuristik yang sistematik daripada profitable.
Penulis: Mirra Noor Milla
Kode Jurnal: jppsikologisosialdd080014