DUKUNGAN SOSIAL DAN HARGA DIRI PADA REMAJA PENDERITA LUPUS
Abstrak: Lupus memang
bukan penyakit yang
popular, masyarakat awam
dan para dokter
ahli kerap terkecoh dengan
munculnya penyakit ini.
Penyakit ini lebih
banyak menyerang pada wanita usia
produktif (14-44 tahun). Penyakit ini membawa perubahan yang besar bagi para
odapus, baik itu
perubahan fisik maupun
psikis. Hal ini kerap menimbulkan efek psikologis
terutama pada negatifnya
harga diri penderita.
Oleh karena itu diperlukan dukungan
sosial guna menjaga
harga diri penderita
tetap positif sehingga membantu individu
melawan penyakitnya. Penelitian
ini bertujuan untuk
menguji hubungan antara dukungan
sosial dengan harga
diri pada remaja
penderita penyakit lupus. Berdasarkan
hasil analisis yang
dilakukan dengan menggunakan
uji Non Parametrik dengan teknik
Spearman’s Rho (1-tailed),
diketahui bahwa hasil
koefisien korelasi sebesar 0.738
dengan taraf signifikansi
sebesar 0.000 (p
< .01). Dari
hasil tersebut maka dapat
dikatakan bahwa hipotesis
dalam penelitian ini
diterima. Hal ini berarti semakin tingginya dukungan sosial
maka semakin tinggi pula harga diri terhadap remaja penderita penyakit lupus,
demikian sebaliknya.
Penulis: Yanni Nurmalasari, Dona
Eka Putri
Kode Jurnal: jppsikologikepribadiandd150044