KONFLIK INTRAPERSONAL WANITA LAJANG TERHADAP TUNTUTAN ORANGTUA UNTUK MENIKAH
Abstrak: Jumlah wanita lajang
usia dewasa awal yang bekerja meningkat di Indonesia. Mereka memilih melajang
karena ingin memusatkan waktu dan energinya pada karir. Di lain pihak, orangtua
berharap anak wanitanya segera me-nikah agar terhindar dari pelabelan negatif
oleh masyarakat, hidup anaknya terjamin, dan segera memberi cucu. Label yang
paling sering didengar adalah “perawan tua” atau “tidak laku.” Hal ini membuat
orangtua menuntut anak wanitanya segera menikah. Tuntutan ini membuat konflik
intrapersonal pada wanita lajang yang bekerja. Konflik intrapersonal adalah
konflik antara individu dengan dirinya sendiri dan terjadi pada waktu yang
bersamaan ketika individu memiliki kebutuhan, keinginan, kenyataan dan nilai
yang tidak sejalan satu sama lain dan tidak mungkin dua atau lebih kebutuhan
dapat dipenuhi. Penelitian ini bertujuan melihat gambaran konflik intrapersonal
yang dialami wanita bekerja yang masih lajang pada usia dewasa awal menghadapi
tuntutan menikah oleh orangtuanya. Metode
yang digunakan adalah
kualitatif deskriptif melalui
wawancara mendalam kepada
4 subjek dari
tingkat sosial menengah ke atas yang terbagi menjadi 2 kelompok usia:
25–29 dan 30–35 tahun. Hasil penelitian menun-jukkan bahwa tuntutan orangtua
untuk menikah bagi wanita lajang merupakan nilai yang harus dipatuhi. Intensitas konflik intrapersonal dipengaruhi
oleh budaya, karakteristik subjek, seberapa besar nilai dapat mempengaruhi
peri-laku serta perasaan subjek, urutan kelahiran dan saudara yang sudah
menikah. Penelitian ini diharapkan membuat cakrawala orangtua dalam memahami
anak wanitanya yang hidup melajang di masa kini dan menjadi terbuka dan membuat
mereka mampu mengkomunikasikan dengan baik keinginan mereka agar anak perempuannya
segera menikah sehingga kesejahteraan mental anak tetap terjaga.
Penulis: Catarina Laboure Dian
Noviana dan Eunike Sri Tyas Suci
Kode Jurnal: jppsikologiperkembangandd100014