PENGEMBANGAN MODUL INTERVENSI MENGENAI PERLAKUAN ORANG TUA YANG MENGHAMBAT PERKEMBANGAN REMAJA DAN MEMICU KONFLIK DALAM HUBUNGAN ORANGTUA DAN REMAJA (Suatu studi di lembaga kursus Sony Sugema Bandung)
Abstract: Karakteristik
perkembangan remaja yang meliputi perubahan biologis pubertas, perubahan
kognitif dan perubahan sosial memunculkan perilaku yang dipandang orang tua
sebagai perilaku ketidakpatuhan, melawan dan menentang orang tua. Untuk menangani
“ketidakpatuhan” ini, orang tua cenderung berusaha mengawasi dengan lebih
ketat, mengendalikan dengan lebih kuat dan memberi lebih banyak tekanan agar
remaja tidak melarikan diri dan lepas dari genggaman. Perlakuan orang tua yang
dilandasi oleh pandangan negatif terhadap karakteristik normal perkembangan
remaja ini, menghambat perkembangan remaja
dan memicu konflik dalam hubungan orang tua – remaja. Kondisi ini
merupakan permasalahan yang perlu dilakukan segera upaya untuk mengatasinya.
Peneliti tertarik untuk melakukan
kegiatan asesmen guna mendapatkan gambaran aktual yang lebih jelas mengenai
perlakuan orang tua ini. Hasil asesmen akan dijadikan dasar analisa kebutuhan
belajar orang tua agar dapat memperbaiki perlakuannya terhadap remaja. Selanjutnya,
penelitian ini bertujuan menyusun suatu modul intervensi dalam rangka memenuhi
kebutuhan belajar orang tua tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kuantitatif. Kegiatan
asesmen dilakukan dengan teknik kuesioner mengenai perlakuan orang tua terhadap
remaja. Perlakuan tersebut berdasarkan konsep teori yang digunakan merupakan
kesalahan karena menghambat pencapaian kecakapan tugas perkembangan remaja dan
memicu konflik dalam hubungan orang tua dan remaja. Indikator kesalahan orang
tua dalam kuesioner dilihat dari masing-masing karakteristik perkembangan
remaja. Populasi penelitian ini adalah orang tua remaja pada lembaga kursus
Sony Sugema Bandung, dengan karakteristik orang tua (usia dibawah 50 tahun)
remaja (usia 16 sampai 21 tahun). Sampel diperoleh dengan cara accidental
sample, dimana peneliti menggunakan seluruh populasi, kepada seluruh populasi
diberikan kuesioner, responden yang mengembalikan kuesioner dugunakan sebagai
sampel penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden orang tua melakukan
kelima indikator kesalahan perlakuan terhadap beberapa karakteristik
perkembangan remaja, pada tingkat kadang-kadang dan agak sering melakukan.
Berdasarkan kebutuhan belajar berupa menyadari kesalahan perlakuan, menyadari pentingnya
memberikan perlakuan yang tepat (sesuai isi pokok kesalahan perlakuan) dan
belajar cara memberikan perlakuan yang tepat, maka TIU intervensi adalah
meningkatnya kemampuan orang tua dalam memberikan perlakuan kepada remaja yang
membantu perkembangan remaja dan tidak memicu konflik dalam hubungan orang tua
dan remaja. TIK intervensi adalah orang tua mampu memahami karakteristik
perkembangan remaja, mampu memahami perasaan – emosi remaja, mampu mendengarkan
remaja, mampu memberikan batasan yang masuk akal kepada remaja, dan mampu
memberikan pilihan yang memadai kepada remaja. Kelima TIK intervensi dirancang
dalam bentuk pelatihan dengan beberapa tahapan pelatihan.
Penulis: Rin Widya Agustin
Kode Jurnal: jppsikologiperkembangandd090022