ANALISIS GERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE USBR-IV (UJI MODEL DI LABORATORIUM)

Abstrak: Loncatan  hidrolik  terjadi  apabila    suatu  aliran  berubah  dari  kondisi  superkritis  ke  kondisi  subkritis. Loncatan hidraulik memiliki energi aliran yang tinggi, sehingga dapat menyebabkan penggerusan di hilir bendung. Untuk melindungi bendung dari bahaya penggerusan, diperlukan suatu desain kolam olakan yang mampu meredam energi dari  loncatan  hidraulik  tersebut  sehingga  dasar  sungai  dapat  terlindungi.  Pada  penelitian  ini  dibuat  suatu  alat peraga berupa bendung dengan kolam olakan peredam energi untuk mengetahui karakteristik loncatan air dan pola gerusan dengan menggunakan dua model kolam olakan yang berbeda dimensi ukurannya. Pada kolam olak model pertama, dimensinya berdasarkan ukuran flume dengan tinggi mercu 7 cm, panjang kolam olak 11 cm dan lebar kolam olak 8,6 cm. Sedangkan kolam olak model kedua, dimensinya menggunakan rumus empiris dengan tinggi mercu 4,5 cm, panjang kolam olak 9,5 cm, dan lebar kolam olak 8,6 cm. Kedua model kolam olak ini dibuat untuk mengetahui  perbedaan  karakteristik  pola  aliran,  efektifitas  kolam  olak  dengan  berbagai  variasi  debit,  dan  pola gerusan  yang  terjadi  di hilir bendung.  Penelitian  menggunakan  tiga  variasi debit  yang berbeda  dalam  tiga  kali simulasi pengaliran. Berdasarkan hasil analisis dan perencanaan kolam olak diperoleh kedalaman gerusan untuk bendung model pertama yaitu 0,03 cm, 0,032 cm, dan 0,0332 cm. Sedangkan untuk kedalaman gerusan bendung model  kedua  yaitu  0,022  cm,  0,026  cm,  dan  0,029  cm.  Hasil  dari  simulasi  pengaliran  menunjukkan  gerusan maksimum bergantung pada kecepatan aliran, tinggi aliran di hilir kolam olakan, serta angka Reynold dan angka Froude.
Kata Kunci: Loncatan Hidrolik, Kedalaman Gerusan , Kolam Olak, Bendung
Penulis: Evi J.W. Pamungkas
Kode Jurnal: jptsipildd140251

Artikel Terkait :