CERITA RAKYAT “BATAK 27” TENTANG MIGRASI ORANG BATAK KE TANAH GAYO DI KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui migrasi orang Batak ke tanah Gayo berdasarkan literatur, untuk mengetahui folklor “Batak 27” tentang migrasi orang Batak ke tanah Gayo, untuk mengetahui fakta-fakta yang terdapat pada Folklor “Batak 27” tentang migrasi orang Batak ke tanah Gayo.Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode Sejarah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dan penelitian studi pustaka dengan menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan topik penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melakukan wawancara, observasi lapangan, dokumentasi foto, dan studi kepustakaan. Untuk menganalisis data dilakukan beberapa tahapan yaitu pengumpulkan sumber, melakukan verifikasi data, menginterpretasi data, dan menarik kesimpulan.Dari hasil penelitian dilapangan diperoleh data bahwa migrasi orang Batak ke tanah Gayo terjadi pada masa Sultan Alaudin Riyatsyah “Alkahar memerintah pada abad ke XVI Masehi, pada masa itu Batak Karo (Batak 27) menang dalam peperangan melawan kerajaan Bukit, sehingga Batak Karo membentuk suatu kerajaan yang disebut dengan kerajaan Cik Bebesen. Selain itu, orang Batak datang ke tanah Gayo sebagai budak belian (temulok).Folklor “Batak 27” mengambarkan aktivitas orang Batak di tanah Gayo yang menggambarkan tentang migrasi orang Batak ke tanah Gayo menurut tradisi lisan orang Gayo. Di dalam Folklor “Batak 27” tersebut menceritakan tentang kedatangan orang Batak ke tanah Gayo sebanyak 27 orang Batak Karo yang diawali dari pembunuhan beberapa orang Batak di tanah Gayo sehingga terjadinya peperangan antara orang Gayo dengan orang Batak karo yang diakhiri atas kemenangan orang Batak karo (Batak 27) sehingga orang Batak Karo (Batak 27) membentuk suatu kerajaan yang disebut dengan kerajaan Cik Bebesen.Fakta-fakta yang ada dalam folklor “Batak 27” adalah keberadaan Klen (belah) kelompok masyarakat yang terdapat di tanah Gayo, terutama di daerah Bebesen adanya nama lima buah klen utama (belah) yaitu belah Linge, Munthe, Cebero, Tebe, dan Melala. Belah ini sama seperti marga yang terdapat di dalam marga-marga Batak Karo.
Kata kunci: Folklor “Batak 27”
Penulis: Said Mubin
Kode Jurnal: jpsejarah&umumdd130169

Artikel Terkait :