DINAMIKA PETANI KLATEN TAHUN 1950-1965
Abstrak: Pergerakan yang
dilakukan oleh Petani
di Klaten mempunyai
efek yang luar
biasa, khususnya bagi para petani. Bersama dengan BTI, petani
melakukan gerakan aksi sefihak terhadap para tuan tanah di beberapa daerah di
Klaten. Tujuan penelitian ini
bertujuan untuk; (1)
Mengetahui kondisi umum
di Klaten tahun
1950-1965, (2) Mengetahui latar
belakang pembentukan organisasi
petani di Indonesia;
(3) Mengetahui puncak pergerakan
petani di Klaten; (4) Mengetahui akhir pergerakan petanidi Klaten. Penelitian ini
menggunakan metode sejarah
kritis menurut Kuntowijoyo,
dengan 5 tahap,
yaitu pemilihan topik. Sebelum memulai menulis karya sejarah harus
ditentukan dulu topik bahasannya, pengumpulan sumber yaitu
mengumpulkan atau menemukan
sumber yang berkaitan.
Kritik sumber yaitu
merupakan telaah terhadap sumber
yang telah diperoleh.
Interpretasi yaitu penguraian
fakta-fakta yang diperoleh
dari sumber untuk membentuk
suatu rangka penulisan,
dan tahap yang
terakhir ialah historiografi
yaitu penulisan karya sejarah berdasarkan bukti yang telah
dirangkai sebelumnya.
Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa Klaten mempunyai
wilayah yang subur
karena daerah ini berdekatan dengan Gunung Merapi. Sehingga
mata pencahariaan sebagai tani pun menjadi mayoritas pekerjaan yang dilakukan
oleh masyarakat di sana. Pada Kongres Tani pada bulan November tahun 1945 di
Yogyakarta, organisasi BTI lahir.
Tujuan utama BTI
untuk menyerukan revolusi
agraria yang akhirnya
terwujud dengan munculnya Undang-Undang Landreform di tahun
1960. Untuk melancarkan
UU itu, petani
pun melakukan gerakan protes
terhadap para kaum tuan tanah lebih dikenal dengan gerakan aksi sefihak karena
kebandelan tuan tanah yang tak
patuh terhadap UU
tersebut. Gerakan aksi
sefihak ini akhirnya
menjamur di berbagai
daerah wilayah Klaten dan
membuat kabupaten ini
situasinya semakin memanas.
Namun, setelah terjadi
G30S, mengakhiri drama gerakan petani tersebut.
Penulis: Octandi Bayu Pradana
Kode Jurnal: jpsejarah&umumdd150058