KAJIAN BERTH OCCUPATION RATIO DI DERMAGA PELABUHAN PENYEBERANGAN SIBOLGA KAITANNYA DENGAN PERKEMBANGAN PELABUHAN
ABSTRAK: Transportasi laut
merupakan salah satu bagian dari sistem transportasi nasional yang merupakan
titik atau node dimana pergerakan barang dan atau penumpang dengan menggunakan
moda laut akan dimulai, diakhiri atau transit. Sekarang ini, aktifitas bongkar
muat di Pelabuhan Sibolga cukup tinggi seiring meningkatnya kunjungan kapal
kargo milik PT Meratus Lines yang mengangkut peti kemas. Selain itu kapal dari
Korea Selatan yang mengangkut barang-barang untuk kebutuhan pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Sarulla Kabupaten Tapanuli Utara
juga menggunakan jasa pelabuhan Sibolga. Bukan hanya itu, semen padang yang
sebelumnya diangkut melalui pelabuhan Belawan sekarang ini melalui pelabuhan
sibolga. Dengan melihat kondisi tersebut, perlu dilakukan kajian ukuran dermaga
apakah masih layak digunakan berdasarkan ukuran kapal yang melakukan tambat
didermaga sekarang ini serta bagaimana pelayanan pelabuhan penyeberangan
sibolga terhadap kapal dan muatannya, baik orang maupun barang berdasarkan
fasilitas darat pelabuhan.
Penelitian ini menggunakan metode Berth Occupation Ratio (BOR) dalam
menentukan berapa persen tingkat pemakaian dermaga pada pelabuhan penyeberangan
Sibolga. Untuk tingkat pelayanan pelabuhan sibolga itu sendiri didasarkan pada
fasilitas darat pelabuhan yang dilihat dari kondisi sebenarnya fasilitas darat
yang disediakan pihak pelabuhan kemudian membandingkannya dengan standart
fasilitas yang dikeluarkan oleh menteri perhubungan. Data-data yang dibutuhkan
untuk perhitungan dalam metode ini diperoleh dengan cara mengumpulkan data-data
dari PT. PELINDO-I dan dari penelitian langsung dilapangan.
Berdasarkan nilai maksimum BOR yang diperoleh dari simulasi Perhitungan
Berth Occupation Ratio ( BOR ) Atau Kebutuhan Dermaga dalam satu periode bulan
pada bulan desember yang mewakili bulan-bulan lainnya dalam tahun 2013 adalah
60,476 %, Sama sekali tidak layak karena panjang dermaga yang tersedia saat ini
sangatlah kecil sehingga harus ditambah panjangnya yang sebelumnya memiliki
panjang 103,5 meter menjadi 200 meter dengan angka BOR 31,29 % dimana jumlah
dermaga sebanyak satu buah.. Melalui perhitungan ukuran panjang kapal, ukuran
kapal yang memenuhi untuk sandar didemaga adalah 45 meter kebawah dan juga
tidak boleh lebih dari satu kapal untuk melakukan sandar secara bersamaan.
Berdasarkan perhitungan fasilitas darat sesuai peraraturan menteri perhubungan
dengan kondisi fasilitas darat dipelabuhan sibolga, fasilitas dipelabuhan
sibolga harus diperbaiki dan ukurannya harus ditambah.
Penulis: Boyma P Sinaga Boyma
P Sinaga
Kode Jurnal: jptsipildd140404