KAJIAN KANDUNGAN EX-DISPOSAL DI MUARA SUNGAI BELAWAN

ABSTRAK: Pelabuhan Belawan biasanya memiliki masalah yang sering dialami seperti sedimentasi dan pencemaran laut. Proses sedimentasi meliputi proses erosi, angkutan (transportasi), pengedapan (deposition) dan pemadatan (compaction). Sedangkan untuk sumber pencemaran laut berasal dari: pembuangan limbah dan kegiatan dumping di laut. Untuk mengetahui jumlah erosi yang terjadi digunakan metode USLE, untuk menghitung muatan sedimen digunakan metode Engelund and Hansen, dan untuk analisa distribusi butiran sedimen dilakukan penelitian ke laboratorium Mekanika Tanah Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara sedangkan untuk sifat sedimen dan nilai pengendapan digunakan rumus standar deviasi, nilai sedimen tidak simetris (skewness) dan rumus kecepatan jatuh. Dan untuk mengetahui pencemaran dilakukan penelitian ke Laboratorium Sucofindo. Dalam penggunaan metode dan rumus yang dijelaskan di atas diperlukan data curah hujan, tata guna lahan, panjang lereng, dan kemiringan lereng untuk metode USLE dan metode Engelund and Hansen, sifat sedimen dan kecepatan jatuh diperlukan data ukuran butiran, viskositas, berat jenis air dan berat jenis sedimen. Dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan metode USLE didapat hasil 0,02 ton/m2. Metode Engelund and Hansen didapat hasil 3,77 ton/m2 sedangkan volume pengerukan yang dilakukan PT. Pelabuhan Indonesia I didapat hasil 1,58 ton/m2. Dan hasil penelitian kandungan didapat: timbal (Pb): 4,79 mg/l, cadmium (Cd): 0,28 mg/l, seng (Zn): 16,96 mg/l, merkuri (Hg): 0,002 mg/l, arsen (As): 0,056 mg/l. Dan dari hasil perhitungan analisa distribusi butiran sedimen di Muara Sungai Belawan didapat nilai standar deviasi geometri 2,4 mm, diameter rerata geometri 0,12 mm dan koefisien gradasi 2.5 mm. Dan dengan cara Skewness didapat hasil nilainya negatif. Jadi dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa sifat kohesif lebih besar pada sedimen Muara Sungai Belawan dibandingkan sedimen Pantai Cermin. Dan Muara Sungai Belawan termasuk lingkungan yang mudah longsor. Sedangkan kecepatan jatuh, Pantai Cermin lebih cepat kecepatan jatuhnya dibandingkan Muara Sungai Belawan, sehingga lebih besar terjadi pengendapan. Dan dari hasil analisa yang dilakukan dilaboratorium, Muara Sungai Belawan banyak mengandung zat-zat berbahaya yang melebihi standar baku mutu Kementerian Lingkungan Hidup.
Kata Kunci: Kohesif, standar baku mutu, sedimen
Penulis: Andy Kurniawan
Kode Jurnal: jptsipildd140336

Artikel Terkait :