KAJIAN KEHILANGAN AIR PADA WILAYAH PELAYANAN PDAM (TIRTA NAULI) SIBOLGA
ABSTRAK: Kehilangan air dapat
didefinisikan sebagai selisih antara jumlah air yang tercatat masuk ke sistem
dan jumlah air yang tercatat keluar dari sistem. Dalam suatu sistem penyediaan
air minum tidak seluruhnya air yang diproduksi instalasi sampai ke konsumen. Biasanya
terdapat kebocoran di sana sini yang disebut dengan kehilangan air. Maka untuk
mengurangi atau meminimalkan tingkat kehilangan air dibutuhkan solusi yang
tepat. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah dengan metode pengendalian
non revenued water (NRW). NRW dapat didefinisikan sebagai air yang dapat diukur
dan diketahui besarnya namun tidak dapat diuangkan atau tidak dapat menjadi
penghasilan, tetapi dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu metodologi yang
dapat digunakan untuk mengetahui besarnya NRW adalah metode infrastructure
leakage index (ILI). Tingkat kehilangan air dapat dinyatakan sebagai
perbandingan antara kehilangan air dan jumlah air yang didistribusi ke dalam
jaringan perpipaan air. Kehilangan air dapat dihitung berdasarkan kehilangan
fisik dikurang kehilangan non teknis. Dari dua besaran di atas nilai ILI
dihitung dengan menggunakan Tabel Matriks Target yang disusun oleh badan
regulator pelayanan air minum DKI Jakarta. Hasil analisa menunjukkan bahwa
tingkat kehilangan air di PDAM Tirta Nauli Sibolga sebesar 4.419.744,24
m3/tahun atau sebesar 44,52 % per tahun dengan kerugian dalam rupiah sebesar Rp
7.350.469.662,- /tahun. Nilai ILI 43,8 dengan tekanan rata-rata 2,107 atm
termasuk dalam golongan D. Nilai tersebut berdasarkan Tabel Matriks Target
berada pada range > 16 yang berarti terjadi nilai kebocoran > 600
l/sambungan/hari.
Penulis: Zuhendri Tanjung
Kode Jurnal: jptsipildd140314