KINERJA PERKUATAN TEBING SALURAN DENGAN BRONJONG DI BELOKAN 120 DERAJAT AKIBAT BANJIR BANDANG (UJI EKSPERIMENTAL DI LABORATORIUM)
ABSTRAK: Kawasan perbukitan
yang mana kemiringan
lerengnya sangat tajam
dan tajam, yakni
lebih dari 30o sangat sering
terjadi keruntuhan tebing.
Akibat keruntuhan tebing
ini akan menyebabkan
lembah tertimbun oleh material
tanah, batuan dan
pohon. Ketika curah
hujan besar dan
intensitas tinggi lembah
akan terisi air, sedangkan debit air yang mengalir
relatif kecil. Hal ini disebabkan oleh adanya tumpukan material runtuhan yang
berada di lembah yang secara tidak langsung berfungsi sebagai bendung alamiah.
Suatu ketika bendung ini akan jebol
dan terjadilah banjir
bandang (flashflood). Banjir
bandang dapat merubah
geometri saluran, terutama pada
daerah belokan. Trase belokan akan berubah menjadi lurus akibat hantaman
banjir. Disamping merubah alur aliran
dapat juga memperlebar
dasar saluran. Untuk
mempertahankan agar saluran
tidak berubah secara geometrik,
maka dilakukan pembuatan
dinding bronjong sebagai
perkuatan. Tetapi dari sekian
banyak dinding bronjong
yang dibuat ada
beberapa yang tidak
berfungsi dengan baik.
Dimana kelihatan dalam jangka
waktu kurang dari
dua tahun dinding
dari bronjong sudah
runtuh. Ketidakstabilan bronjong disebabkan
oleh daya rusak
air yang membentur
tebing saluran. Benturan
air ke sisi
luar dan kembali ke sisi dalam
membentuk gerakan spiral menuju ke hilir tikungan. Pada penelitian terdahulu
sisi luar tikungan pada bagian
hilir dominan tergerus
dan pada sisi
dalam terjadi penumpukan
sedimen (Daoed, Februarman,2008). Untuk
itu perlu dilakukan
perkuatan pada sisi
luar belokan dan
dilakukan pengujian terhadap kinerja
bronjong pada ujung
hilir tikungan dan
awal tikungan. Hasil
yang diperoleh menunjukkan bahwa, keruntuhan
bronjong tejadi pada
awal dan akhir
tikungan, dan setelah
diperkuat dengan perkuatan gabungan arah
horizontal dan vertikal
(menjadikan elemen struktur
lebih kompak), dan
kemiringan dasar saluran ekstrim
yakni hingga 7%,
terlihat hanya bagian
hilir tikungan saja
yang mengalami keruntuhan. Sebaliknya untuk
kemiringan lebih terjal,
maka keruntuhan semakin
cepat. Ini menunjukan,
bahwa bagian hilir tikungan perlu
didesain dengan perkutan yang lebih stabil.
Penulis: Darwizal Daoed,
Sunaryo, Bambang Istijono dan Wahyu Putra Utama
Kode Jurnal: jptsipildd150030