KONFLIK DAN INTEGRASI DALAM TUBUH ALRI 1945-1950
Abstrak: ALRI menjadi alat
perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dari Belanda.
Pemuda Indonesia yang tergabung dalam badan perjuangan kelautan menjadi cikal
bakal terbentuknya kekuatan ALRI. Badan perjuangan kelautan di berbagai daerah
terbentuk atas inisiatif sendiri tetapi belum terorganisir sehingga belum
tercipta kesatuan komando. Dualisme pimpinan telah menghambat tujuan Angkatan
Laut untuk menciptakan kekuatan ALRI yang integral. ALRI berusaha melakukan
konsolidasi untuk mengembangkan kekuatan organisasi, personil dan material.
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui konflik dalam tubuh ALRI dan
usahanya dalam melakukan integrasi. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian sejarah kritis yaitu herusitik, kritik sumber, interpretasi
penulisan yaitu penyampaian sintesis dalam bentuk karya sejarah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa munculnya konflik militer laut
karena adanya dualism kekuatan ALRI yang mempunyai perbedaan pandangan dalam
mengembangkan organisasi Angkatan Laut. Konferensi ALRI di Lawang diadakan
untuk menyelesaikan dualisme dalam Angkatan Laut. ALRI membentuk Pucuk Pimpinan
untuk menciptakan kesatuan komando. ALRI memiliki tujuan untuk mengembalikan
tugas dan fungsinya sebagai matra laut sehingga dibentuk Corps Armada (CA).
Kebijakan RERA (Rekonstruksi dan Rasionalisasi) terhadap ALRI bertujuan untuk
menciptakan organisasi dan kesatuan yang efektif. Dampak dari RERA menyebabkan
penurunan pangkat dan penghapusan kesatuan TLRI dari ALRI. TLRI yang terkena
dampak RERA bergabung dengan FDR untuk melakukan kerusuhan di Surakarta dan
pemberontakan PKI di Madiun 1948. Usaha integrasi dalam tubuh ALRI selama
melakukan taktik gerilya bergabung dengan kesatuan Angkatan Darat. Setelah
pengakuan kedaulan RI, diadakan kembali konsolidasi ALRI untuk menerima kembali
tugas dan fungsinya sebagai kekuatan militer yang menjaga keutuhan wilayah RI
di lautan.
Penulis: RYAN ARGA SANTOSA
Kode Jurnal: jpsejarah&umumdd140224