KONFLIK MILITER DIVISI SILIWANGI DENGAN DIVISI PANEMBAHAN SENOPATI DI SURAKARTA 1948

Abstrak: Perkembangan kemiliteran di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan setelah proklamasi kemerdekaan dengan dibentuknya TNI. Pergolakan politik dalam negeriyang didalangi FDRmemicu konflik militer yang melibatkan Divisi Siliwangi dengan Divisi Panembahan Senopati. FDR yang merupakan oposisi pemerintah menyiapkan rencanawild west dengan menghasut Divisi Panembahan Senopati. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui kronologis tentang konflik militer antara Divisi Siliwangi dengan Divisi Panembahan Senopati di Surakarta tahun 1948, dan untuk melihat peranan FDR dalam konflik tersebut. Penelitian ini menggunakan metode sejarah kritis yang meliputi tahap sebagai berikut : herusitik, kritik sumber, interpretasi , historiografi atau penulisan yaitu penyampaian sintesis dalam bentuk karya sejarah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konflik militer di Surakarta yang melibatkan Batalyon Siliwangi dan Batalyon Panembahan Senopati adalah salah satu rencana penyesatan yang dibuat oleh FDR. Surakarta yang terletak antara Yogyakarta sebagai Ibukota RI dan Madiun sebagai pusat basis PKI dijadikan wild west untuk pengalihan perhatian. Pasukan Siliwangi yang hijrah dari Jawa Barat menjadi korban fitnah FDR dan Panembahan Senopati yang menjadi alat pergerakan bagi FDR terlibat dalam drama konflik bersenjata. Pemerintah melalui Jendral Sudirman kemudian mengambil langkah tegas dengan menempatkan Letnan Kolonel Gatot Subroto Sebagai Gubernur Militer Surakarta untuk menindak tegas segala pembangkangan dan tindakan mangkir yang dilakukan kedua kesatuan yang terlibat konflik. Babak penyelesaian konflik militer Surakarta ini adalah penumpasan FDR yang bergabung dalam PKI dan melakukan pemberontakan di Madiun oleh pasukan Siliwangi dengan dibantu pasukan Panembahan Senopati yang setia kepada Republik Indonesia. Pasukan Siliwangi yang telah menyelesaikan tugasnya di Surakarta kemudian di Wingatekan kembali ke Jawa Barat untuk menyiapkan perang gerilya.
Kata Kunci: Militer, Surakarta, PKI
Penulis: HERY SETYA ADI
Kode Jurnal: jpsejarah&umumdd150028

Artikel Terkait :