PANDANGAN MUHAMMADIYAH TERHADAP AJARAN AHMADIYAH LAHORE DI YOGYAKARTA (1924 – 1945)
ABSTRAK: Penelitian skripsi
ini bertujuan untuk: (1) mendiskripsikan tentang perkembangan Ahmadiyah, (2)
menguraikan pandangan Muhammadiyah
terhadap Ahmadiyah Lahore di Yogyakarta, dan (3) menjelaskan peran Ahmadiyah
saat Indonesia merdeka.
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini ialah metode
penelitian sejarah kritis dari Kuntowijoyo. Penelitian sejarah kritis adalah
sebuah metode merekonstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif. Metode
penelitian sejarah kritis ini terdiri dari empat langkah utama. Pertama
heuristik, yakni pengumpulan sumber-sumber sejarah yang relevan. Kedua, kritik
sumber, merupakan tahap pengkajian terhadap otentitas dan kredibilitas sumber.
Ketiga, interpretasi yang berfungsi untuk menghubungkan fakta-fakta dengan
penafsiran. Terakhir, historiografi atau penulisan yaitu penyampaian sintesis
dalam bentuk karya sejarah.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa (1) perkembangan Ahmadiyah
Lahore di Yogyakarta, pada 1924 telegram dari Muhammadiyah Batavia untuk
Pengurus Besar Muhammadiyah di Yogyakarta, yang isinya memberitahukan bahwa dua
orang Ahmadiyah Mirza Wali Ahmad Beig dan Maulana Ahmad menuju Yogyakarta. Pada
waktu Muhammadiyah mengadakan kongres yang ke-13 kedua mubalig tersebut
berpidato mengenalkan Ahmadiyah hingga Muslim Broederschap menerbitkan majalah
berbahasa Belanda, bernama Correspondentie Blad. Majalah ini memuat
artikel-artikel yang bersumber ajaran-ajaran Ahmadiyah. Pada 5 Juli 1928
Pengurus Besar Muhammadiyah mengirim maklumat ke seluruh cabang yang isinya
melarang mengajarkan ilmu dan paham Ahmadiyah di lingkungan Muhmmadiyah. (2)
Pandangan Muhammadiyah terhadap
Ahmadiyah Lahore dianggap tidak sesuai dengan agama Islam yang sebenarnya.
Ajaran Ahmadiyah itu antara lain tentang kenabian, al-Mahdi, al-Masih, wahyu,
dan khilafah. Model dakwah Ahmadiyah Lahore
dari metode, media, dan pesan yang di sesuaikan dengan khalayak
masyarakat. Berbagai macam dakwah yang ada Ahmadiyah Lahore menggunakan model
dakwah yaitu dakwah lisan, dakwah bi al-qalam, dakwah sosial kemasyarakatan
tetapi tidak berhasil. (3) Peran Ahmadiyah Lahore dalam kemerdekaan Indonesia
dalam bidang pendidikan yaitu mendirikan sekolah PIRI yang bertujuan untuk
mendidik agar rakyat mendapat pendidikan.
Penulis: MIFTAKHUL BURHANI
Kode Jurnal: jpsejarah&umumdd150106