PEMIKIRAN KADIRUN YAHYA TENTANG TASAWUF 1950-2001
Abstrak: Salah satu tarekat
yang berkembang di Indonesia yang menggunakan pendekatan tasawuf modern dalam
membina murid-muridnya adalah tarekat Naqsyabandiyah Kadirun Yahya. Melalui
penelitian ini, peneliti bertujuan untuk; (1) mengetahui latar belakang
keluarga, pendidikan, dan silsilah mursyid Kadirun Yahya; (2) memahami
pokok-pokok ajaran tasawuf Kadirun Yahya; (3) memahami peran metafisika dalam
ajaran tasawuf Kadirun Yahya; (4) mengetahui perkembangan tarekat
Naqsyabandiyah di Indonesia.
Metode penelitian yang peneliti terapkan dalam penulisan skripsi ini
adalah metode sejarah kritis dari Kuntowijoyo. Tahapan tersebut adalah; (1)
pemilihan topik; (2) heuristik atau pengumpulan data sejarah; (3) verifikasi,
menguji data dan sumber tersebut melalui berbagai buku kemudian menganalisis
data dan sumber dengan disertai kritik intern dan ekstern; (4) interprestasi,
menetapkan data yang saling berkaitan dengan fakta-fakta sejarah; (5)
historiografi atau menyajikan tulisan karya sejarah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Kadirun Yahya adalah seorang sufi
yang dilahirkan tanggal 20 Juni 1917 di Sumatera Utara di lingkungan keluarga
tarekat yang islamis. Ia memiliki berbagai keahlian diantaranya ilmu agama
Islam bagian tasawuf dan tarekat, serta ilmu filsafat kerohanian-metafisika.
Kadirun Yahya mendapatkan ijazah Syekh tahun 1952 dari Muhammad Hasyim sebagai
silsilah ke-35 tarekat Naqsyabandiyah; (2) Kadirun Yahya mengajarkan dan
memberikan pemahaman muridnya dengan pendekatan rasional dan ilmiah. Ajaran
Islam yang syarat akan tasawuf itu tetap berpegang teguh pada Al-Quran dan
Hadits; (3) Dakwah yang digunakan Kadirun Yahya adalah dengan meletakkan dasar
filsafat dan metafisika dengan berbagai istilah seperti; frekuensi tak
terhingga, teknologi metafisika Al-Quran, dan metafisika tasawuf Islam; (4)
Kadirun Yahya dapat dikatakan sebagai tokoh dalam sejarah penyebar agama Islam
di era modern yang memberi pengaruh intelektual terhadap perkembangan tasawuf
yang bersifat ilmiah. Atas jasa pemikiranya, tarekat Naqsyabandiyah kemudian
semakin berkembang secara keilmuan dengan adanya surau-surau dan instansi
pendidikan yang mempelajari ilmu kerohanian tasawuf dengan metafisika
Penulis: EBMA YUDHASATRIA
Kode Jurnal: jpsejarah&umumdd150039