PENGARUH PERSENTASE BUBUK PERLIT SEBAGAI WAKTU IKAT SEMEN
ABSTRAK: Meningkatnya
kebutuhan semen merupakan salah satu latar belakang permasalahan pada industri
konstruksi saat ini. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian lebih jauh lagi
tentang material tambah ataupun material pengganti yang dapat digunakan sebagai
pengganti semen. Perlit (perlite) merupakan salah satu jenis batuan gelas
vulkanik yang mengembang dan berpori ketika dipanaskan. Perlit dapat juga
didefinisikan sebagai batuan gelas silikat yang mengandung sekitar 70% SiO2,
dan jika dipanaskan pada suhu tertentu bisa mengembang 4 hingga 20 kali volume
semula. Di dalam penelitian ini, digunakan bubuk perlit sebagai campuran pasta
semen. Campuran variasi yang digunakan adalah 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% dari berat semen. Berdasarkan SNI, waktu ikat awal dan waktu
ikat akhir dengan menggunakan alat vicat. Waktu Ikat awal adalah waktu dari
pencampuran air dan semen menjadi pasta semen. Sedangkan waktu ikat akhir
adalah waktu yang dibutuhkan semen untuk mengeras dan cukup kaku untuk menahan tekanan. Persentase
kadar air yang akan digunakan diperoleh dari pengujian konsistensi normal
semen. Semakin besar persentase bubuk perlit yang digunakan, semakin besar
nilai konsistensi yang didapatkan. Data hasil analisa waktu ikat awal
menunjukkan bahwa penambahan bubuk perlit mempengaruhi waktu ikat awal dan
waktu ikat akhir pasta semen. Diketahui bahwa variasi bubuk perlit 20%
merupakan dengan waktu ikat awal, yaitu
4% lebih lama dari pasta semen normal tanpa subtitusi. Sedangkan pada waktu
ikat akhir tidak terdapat pengaruh karena penambahan bubuk perlit.
Penulis: Lia Kartika Sitompul
Kode Jurnal: jptsipildd140381