PERBANDINGAN ANTARA PENGARUH VARIASI SUBSTITUSI ABU CANGKANG KERANG DAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT 10-30% TERHADAP WAKTU IKAT SEMEN DAN KUAT TEKAN BETON
ABSTRAK: Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara pengaruh variasi substitusi abu
cangkang kerang dan abu cangkang kelapa sawit terhadap waktu ikat semen dan
kuat tekan beton serta menetapkan sifat substitusi abu cangkang kerang dan abu
cangkang kelapa sawit bersifat sebagai accelerator atau retarder terhadap
campuran pasta semen. Abu cangkang kerang dan abu cangkang kelapa sawit yang
digunakan harus lolos ayakan No. 200 dan ditetapkan faktor air semen 0.4.
Dalam penelitian ini perancangan campuran beton berdasarkan SNI
03-2834-2000 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal dan diperoleh
komposisi campuran yaitu 1.00 : 1.38 : 1.97 : 0.44 (semen : pasir : batu pecah
: air) dalam perbandingan berat. Variasi persentase substitusi abu cangkang
kerang dan abu cangkang kelapa sawit 10%, 20%, dan 30% terhadap berat semen.
Untuk mengetahui nilai kuat tekan beton maka dibuat benda uji berbentuk
silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm masing-masing sebanyak 6 buah
untuk benda uji beton normal dan untuk beton dengan substitusi abu cangkang
kerang dan abu cangkang kelapa sawit. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada
umur benda uji beton 28 hari.
Analisis Korelasi Momen Product Pearson menunjukkan adanya hubungan yang
positif dan signifikan antara variasi substitusi abu cangkang kerang terhadap
waktu ikat akhir dengan nilai r = 0.944. Sedangkan hubungan antara variasi
substitusi abu cangkang kelapa sawit terhadap waktu ikat akhir menunjukkan
hubungan yang negatif dan signifikan dengan r = -1.000. Pemakaian abu cangkang
kerang sebagai bahan substitusi semen cenderung bersifat sebagai bahan retarder
dalam campuran pasta semen, sedangkan abu cangkang kelapa sawit cenderung
bersifat sebagai accelerator dalam campuran pasta semen. Nilai slump campuran
beton menurun dengan meningkatnya persentase substitusi abu cangkang kerang,
sebaliknya dengan meningkatnya persentase substitusi abu cangkang kelapa sawit
maka nilai slump campuran beton naik. Dengan faktor air semen yang tetap, maka
jumlah air campuran antara kedua campuran beton sama, pemakaian abu cangkang
kerang sebagai substitusi semen cenderung lebih bersifat menyerap air campuran
daripada abu cangkang kelapa sawit. Kekuatan silinder beton pada pengujian
beton umur 28 hari menurun seiring meningkatnya persentase substitusi abu. Kuat
tekan beton dengan substitusi abu cangkang kerang yang memenuhi kriteria
perencanaan campuran beton dengan mutu f’c 20 MPa (K-240.96) diperoleh pada
variasi substitusi 10% sebesar 387.60 kg/cm2 dan variasi substitusi 20% sebesar
263.40 kg/cm², sedangkan dengan substitusi abu cangkang kelapa sawit diperoleh
pada variasi substitusi 10% sebesar 364.30 kg/cm2. Hubungan antara persentase
substitusi abu cangkang kerang dengan kuat tekan didekati dengan persamaan
regresi linier dengan koefisien determinasi (r2) = 0.938, dapat dikatakan bahwa
jika terjadi perubahan persentase substitusi abu cangkang kerang, maka akan
terjadi penurunan kuat tekan rata-rata sebesar 777.3 kg/cm2 dan hubungan
keduanya sangat kuat. Sedangkan hubungan antara persentase substitusi abu
cangkang kelapa sawit dengan kuat tekan didekati dengan persamaan dengan
koefisien determinasi (r2) = 0.964, dapat dikatakan bahwa jika terjadi
perubahan persentase substitusi abu cangkang kelapa sawit, maka akan terjadi
penurunan kuat tekan rata-rata sebesar 871.2 kg/cm2 dan hubungan keduanya
adalah sangat kuat.
Kata kunci: abu cangkang
kerang, abu cangkang kelapa sawit, waktu ikat semen, waktu ikat awal, waktu
ikat akhir, accelerator, retarder, slump, kuat tekan, persamaan regresi linier,
koefisien determinasi
Penulis: Rahmadsyah Yazid
Putra
Kode Jurnal: jptsipildd140305