PROGRAM PEMBERANTASAN MALARIA DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 1959-1968

ABSTRAKS: Pasca Perang Dunia II, Indonesia menjadi daerah yang terserang wabah malaria. Iklim tropis berpengaruh besar pada penularan malaria. Pulau jawa merupakan daerah yang terserang wabah malaria yang banyak memakan korban jiwa, termasuk di dalamnya wilayah Gunungkidul. Angka kematian yang tinggi menjadikan pemberantasan dan pembasmian malaria sebagai agenda nasional pemerintahan Soekarno, bahkan Presiden Soekarno, menjadikan dirinya sebagai komando tertinggi dari pemberantasan malaria. Dengan itu maka dibentuk Badan Pemberantasan Malaria dari tingkat nasional hingga ke tingkat desa/kelurahan. Latar belakang skripsi ini mendeskripsikan tentang penyebab menjangkitnya wabah malaria di Gunungkidul, dan proses berlangsungnya pemberantasan. Jika dilihat dari letak geografisnya, Gunungkidul bukan daerah yang cocok untuk penularan wabah malaria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah kesehatan khususnya malaria, untuk memberikan gambaran mengenai keadaan masyarakat pada saat terjadinya wabah, untuk mengungkap proses pemberantasan malaria di Gunungkidul pada tahun 1959-1968.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah kritis. Pertama, heuristik, yaitu pencarian dan pengumpulan sumber. Kedua, kritik sumber (verifikasi), yaitu penilaian dan pengujian terhadap sumber sejarah sehingga dapat diketahui otentisitas dan kredibilitas sumber sejarah. Ketiga, Interprestasi yaitu dengan mencari keterkaitan makna yang berhubungan dengan fakta-fakta yang telah diperoleh sehingga lebih bermakna. Keempat, historiografi, yaitu penyajian dalam bentuk karya sejarah yang telah memenuhi kaidah-kaidah yang berlaku dalam penulisan sejarah.
Hasil penelitian menunjukan Program Pemberantasan Malaria dimulai serentak pada tahun 1959, di mana di tahun itu juga secara simbolik Presiden Soekarno berkenan menyemprotkan DDT di salah satu rumah penderita malaria di Yogyakarta. Setelah itu dibentuk Komando Operasi Pemberantasan Malaria dengan tujuan mempercepat penanggulangan wabah malaria di wilayah Jawa, Bali dan Sumatra. Keberhasilan Program Pemberantasan Malaria, ditunjukkan dengan data korban malaria pasca penyemprotan DDT, yang pada tahun 1968 mengalami penurunan hingga 45%. Dampak dari Program  Pemberantasan  Malaria khususnya di daerah Gunungkidul di samping dapat menurunkan angka korban akibat malaria juga fasilitas kesehatan yang ada di Gunungkidul menjadi lebih lengkap dan memadai.
Kata Kunci: Malaria, Pemberantasan, Gunungkidul
Penulis: HIMAWAN KURNIADI
Kode Jurnal: jpsejarah&umumdd140218

Artikel Terkait :