PROSTITUSI DI SOSROWIJAYAN YOGYAKARTA TAHUN 1954-1976

ABSTRAK: Prostitusi di Sosrowijayan berkembang pesat sejak dekade 1950-an. Banyaknya pendatang yang menjadi pekerja seks semakin mendukung perkembangan tersebut. Kegiatan prostitusi di Sosrowijayan semakin meresahkan pemerintah kota karena peraturan yang diterbitkan tidak pernah efektif untuk mengatasi prostitusi. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui penyebab pesatnya perkembangan prostitusi di Sosrowijayan, kebijakan pemerintah, dan dampak dari prostitusi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan prostitusi di Kota Sosrowijayan adalah akibat dari ramainya pendatang dari berbagai daerah seperti Tegal, Purwokerto, Kebumen, Semarang, Jepara, dan Wonogiri yang menjadi pekerja seks serta akibat inkonsistensi pelaksanaan peraturan oleh pemerintah. Mayoritas pekerja seks tersebut berasal dari Wonogiri, karena sulitnya lapangan kerja non pertanian tempat asal, tingginya pengangguran dan kemiskinan, serta rendahnya pendapatan rata-rata warga Wonogiri. Pemerintah sebenarnya telah berusaha menutup lokasi prostitusi sejak 1954 dengan mengeluarkan undang-undang larangan prostitusi, namun peraturan tersebut tidak dijalankan secara maksimal sehingga prostitusi tetap berkembang di Sosrowijayan. Kebijakan pemerintah yang lain adalah dengan memberikan pelatihan memasak, menjahit, seni ketoprak, dan pemberian fasilitas kesehatan yang bertujuan untuk mengatasi prostitusi secara halus. Pada 1976 akibat maraknya prostitusi di Kota Yogyakarta, pemerintah Kota Yogyakarta melakukan langkah tegas dengan memindahkan seluruh pekerja seks beserta germonya termasuk dari Sosrowijayan ke satu titik yaitu di Sanggrahan, Umbulharjo dengan diberikan hak pakai tanah dan bangunan di atasnya.
Kata Kunci: Prostitusi, Sosrowijayan, Yogyakarta
Penulis: KHOIRUL RIFAI
Kode Jurnal: jpsejarah&umumdd140223

Artikel Terkait :