REVOLUSI HIJAU DAN PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI PETANI WANITA DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 1970-1984
ABSTRAK: Revolusi Hijau adalah
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan Soeharto yang dikhususkan pada
pembangunan di sektor pertanian sehingga melalui program ini Indonesia berhasil
mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui: (1) Kondisi umum petani wanita sebelum adanya kebijakan Revolusi
Hijau di Kabupaten Sleman; (2) Pelaksanaan kebijakan Revolusi Hijau di
Kabupaten Sleman; (3) Perubahan sosial ekonomi petani wanita pasca Revolusi
Hijau di Kabupaten Sleman.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah Kuntowijoyo yang terdiri dari
lima langkah, yaitu: (1) pemilihan topik, merupakan penentuan masalah; (2)
heuristik, yaitu tahap peneliti dalam mengumpulkan sumber; (3) kritik sumber,
merupakan tahapan menyaring secara kritis sumber sejarah yang telah didapatkan
; (4) interpretasi, merupakan penafsiran terhadap fakta sejarah menjadi satu
kesatuan dan menurut kaidah yang sudah ditentukan; (5) historiografi, yaitu
tahap akhir peneliti dalam menyajikan semua fakta dalam tulisan sejarah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Kondisi umum petani sebelum
adanya kebijakan Revolusi Hijau Kabupaten Sleman adalah masyarakatnya masih
bersifat tradisional dalam sistem pertaniannya. Ekonomi masyarakatnya masih
bersifat agraris, hal ini sesuai dengan kondisi geografis yang masih didominasi
oleh lahan pertanian; (2) Pelaksanaan kebijakan Revolusi Hijau Kabupaten Sleman
diterapkan sejak tahun 1970. Program Revolusi Hijau telah memperkenalkan
modernisasi pertanian, dalam pelaksanaanya pemerintah mengeluarkan program
Bimas dan Panca Usaha Tani kepada Masyarkat Kabupaten Sleman; (3) Perubahan
sosial ekonomi yang dirasakan petani wanita pasca Revolusi Hijau adalah
perubahan dari usaha tani yang bersifat subsisten menuju usaha tani yang lebih
bersifat komersil. Salah satu perubahan positif ekonomi yang dirasakan oleh
masyarakat tani di Kabupaten Sleman adalah peningkatan hasil panen yang
melimpah. Masuknya berbagai alat modern dalam bidang pertanian juga
mengakibatkan banyak wanita pedesaan yang tersingkirkan. Partisipasi
tradisional mereka sebagai pekerja di sawah menjadi tersingkir.
Penulis: ZUMINATI RAHAYU
Kode Jurnal: jpsejarah&umumdd150100