Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di Pondok Pesantren Sidoarjo Jawa Timur
Abstract: Remaja lebih banyak
menghabiskan waktunya di sekolah. Pondok pesantren merupakan model pendidikan
yang bercirikan asrama dengan pola interaksi 24 jam dengan teman sebaya.
Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang berhubungan dengan kesehatan
reproduksi remaja putri di pondok pesantren. Penelitian ini dilakukan pada 100
remaja putri Pondok Pesantren Darul Falah Pusat pada kurun waktu
September−Oktober 2012 dengan menggunakan kuesioner yang telah teruji validitas
dan reliabilitasnya. Variabel pengetahuan, sikap, komunikasi orangtua,
komunikasi guru, komunikasi teman sebaya, dan sumber informasi sebagai
independen, sedangkan kesehatan reproduksi sebagai dependen. Data dianalisis
secara univariabel, bivariabel, dan multivariabel. Hasil penelitian menunjukkan
remaja yang bermasalah dalam kesehatan reproduksi sebanyak 68%. Kesehatan
reproduksi remaja terdapat hubungan bermakna dengan faktor pengetahuan (p=0,022),
sikap (p=0,002) dan komunikasi teman sebaya (p<0,001), tetapi tidak
terdapat hubungan bermakna terhadap kesehatan reproduksi remaja pada komunikasi
orangtua (p=0,655), komunikasi guru (p=0,833), dan sumber informasi (p=0,532).
Faktor yang paling berhubungan dengan kesehatan reproduksi remaja putri di
pondok pesantren adalah komunikasi teman sebaya (p=0,001). Simpulan, masalah
kesehatan reproduksi di pondok pesantren masih tinggi dengan pengetahuan
mengenai kesehatan reproduksi masih rendah, sikap terhadap kesehatan reproduksi
kurang, dan faktor yang paling berhubungan adalah komunikasi teman sebaya.
Penulis: Queen Khoirun Nisa
Mairo, Sri Endah Rahayuningsih, Benny Hasan Purwara
Kode Jurnal: jpkedokterandd150297