Pengaruh Heat Treatment untuk Mengembalikan Sifat Mekanik Kawat T-loop Segmental Stainless Steel terhadap Besaran Gaya yang Dihasilkan
Abstract: Prosedur heat
treatment dengan suhu dan teknik yang tepat pada pegas T-loop segmental
stainless steel dapat mengembalikan sifak-sifat mekanik kawat yang menurun
akibat prosedur pembengkokan kawat. Penelitian ini bertujuan membandingkan gaya
yang dihasilkan oleh pegas T-loop segmental stainless steel tanpa dan dengan
heat treatment pada suhu 4500C selama 15 menit,
dengan berbagai jarak aktivasi dan gable. Desain penelitian adalah
eksperimental laboratoris murni secara in vitro. Penelitian dilaksanakan di
Laboratorium Kimia Murni FMIPA ITB pada tahun 2006. Sampel adalah 50 buah pegas
T-loop segmental dengan gable: 0°–0°, 7,5°–7,5°; 15°–15°; 22,5°–22,5°; 30–30°,
terdiri atas 25 pegas tanpa heat
treated dan 25 pegas dengan heat
treated. Gaya diukur menggunakan autograph pada jarak tarik 1, 2, dan 3 mm,
serta hasilnya dilakukan analisis statistik ANOVA dengan desain faktorial 2 x 3
x 5 dan 5 replikasi tiap sel serta uji posthoc Student Newman Keuls dan Tukey.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perlakuan heat treated dibanding dengan
tanpa heat treated serta interaksi antara perlakuan heat treatment dan gable
memberikan efek yang signifikan terhadap gaya yang dihasilkan (p<0,05).
Simpulan, heat treatment pada T-loop stainless steel menghasilkan efek berupa
penurunan besar gaya yang dihasilkan.
Penulis: Avi Lavina, Tono S.
Hambali, Bergman Thahar, Endah Mardiati
Kode Jurnal: jpkedokterandd150319

Artikel Terkait :
Jp Kedokteran dd 2015
- Mendengkur pada Anak: kapan waktu yang tepat untuk dilakukan tonsiloadenoidektomi?
- Efektivitas Premedikasi untuk Pencegahan Reaksi Transfusi
- Perbedaan Myocardial Performance Index Ventrikel Kiri pada Remaja Obes dengan dan tanpa Sindrom Metabolik
- Hubungan Jenis Kelamin, Usia Gestasi, dan Berat Badan Lahir dengan Sindrom Rubela Kongenital
- Korelasi Kadar Timbal dalam Darah dengan Kadar Hemoglobin pada Anak Usia 1-6 tahun
- Hubungan Kadar Copeptin Serum dengan Derajat Pneumonia pada anak balita
- Hubungan antara Kadar Seng dalam Serum dengan Fungsi Eksekutif pada Anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
- Perbandingan Efektifitas dan Keamanan Parasetamol Intravena dan Ibuprofen Oral pada Penutupan Duktus Arteriosus Persisten pada Bayi Kurang Bulan
- Hubungan Penggunaan Media Elektronik dan Gangguan Tidur
- Hubungan Kadar Procalcitonin dengan Demam Neutropenia pada Leukemia Limfoblastik Akut Anak
- Hubungan Kadar Prokalsitonin dan Kultur Bakteri dengan Tingkat Keparahan Pneumonia pada Anak
- Ketepatan Parameter Klinis dalam Memprediksi Mortalitas Perdarahan Intrakranial Spontan pada Anak Usia Kurang dari Satu Tahun
- Hubungan Ketebalan Intima Media Arteri Karotis dan Massa Ventrikel Kiri pada Remaja Obes
- Gambaran Uji Fungsi Paru pada Diabetes Melitus Tipe 1 Usia 8-18 Tahun
- Jumlah CD4+IL-5+, CD8+IL-5+, dan Perbaikan Kualitas Hidup Setelah Pemberian Prebiotik dan Nigella Sativa pada Anak Asma dengan Imunoterapi Fase Rumatan
- Profil Klinis, Laboratorium, dan Serologi Infeksi Virus Dengue pada Bayi
- Perbandingan Kadar Vitamin D [25 Hidroksivitamin D] Pada Anak Sakit Kritis dan Nonkritis
- Faktor Risiko Hiperkoagulasi pada Thalassemia Anak
- Hubungan antara Hipokalsemia dan Prognosis Buruk pada Sepsis Neonatal
- Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap Kadar Leukotrien Urin pada Pasien Asma Anak
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Perilaku pada Anak Epilepsi
- Manifestasi Klinis dan Fungsi Ventrikel pada Kardiomiopati Dilatasi
- Event Free Survival Enam Bulan Kejadian Tumor Cachexia Syndrome pada Anak dengan Keganasan
- Hubungan Asma dengan Gangguan Perilaku pada Anak
- Dampak Penambahan Digoksin terhadap Kapasitas Fungsional Penyakit Jantung Bawaan Pirau Kiri ke Kanan yang Mengalami Gagal Jantung