Perbandingan Penggunaan Triamsinolon Asetonid Topikal dengan Deksametason Intravena dalam Mengurangi Insidens Nyeri Tenggorok Pascabedah
Abstract: Anestesia umum
dengan pipa endotrakeal digunakan untuk memberikan ventilasi tekanan positif
dan mencegah aspirasi, namun penggunaannya dapat menimbulkan komplikasi nyeri
tenggorok pascabedah. Penelitian ini dilakukan membandingkan efektivitas
deksametason intravena dengan triamsinolon asetonid topikal dalam mengurangi
nyeri tenggorok pascabedah. Penelitian ini merupakan uji klinis acak tersamar
ganda yang dilakukan selama bulan Maret–April 2013 di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo pada pasien yang menjalani pembedahan dalam anestesia umum
menggunakan pipa endotrakeal. Subjek dibagi menjadi dua kelompok, kelompok deksametason
sebanyak 61 orang dan kelompok triamsinolon sebanyak 60 orang. Sebelum induksi,
pasien dalam grup deksametason diberikan 10 mg deksametason intravena dan pasta
plasebo dioleskan pada balon pipa endotrakeal. Pasien dalam grup triamsinolon
diberikan 2 mL NaCl 0,9% intravena dan pasta triamsinolon asetonid dioleskan
pada balon pipa endotrakeal. Skor nyeri tenggorok pascabedah dievaluasi sesaat
setelah pembedahan berakhir, 2 jam dan 24 jam pascabedah. Hasil penelitian,
tidak didapatkan perbedaan bermakna pada kedua kelompok kejadian nyeri tenggorok pascabedah sesaat
setelah pembedahan berakhir (27,9% pada kelompok A dan 18,3% pada kelompok B,
p=0,214). Triamsinolon asetonid topikal memiliki efektivitas yang sama dengan
deksametason intravena dalam mengurangi insidens nyeri tenggorok
pascabedah.
Kata kunci: Deksametason, intubasi endotrakeal, nyeri
tenggorok pascabedah, pasta triamsinolon asetonid
Penulis: Andi Ade Wijaya, Rama
Garditya, Arif H. M. Marsaban
Kode Jurnal: jpkedokterandd150312