Perbedaan Efek Terapi Penggunaan Dua Ukuran Jarum Dry Needling dengan Penurunan Nyeri dan Tenderness pada Sindrom Nyeri Miofasial Otot Upper Trapezius Tipe Aktif

Abstract: Sindrom nyeri miofasial adalah kumpulan gejala sensorik, motorik, dan autonom akibat miofasial trigger point. Sindrom ini paling sering didapatkan pada usia muda dan mengenai otot postural, salah satunya adalah otot upper trapezius. Terapi yang digunakan berupa terapi invasif maupun noninvasif. Terapi invasif dengan ukuran jarum yang berbeda dapat memberikan penurunan gejala dalam beberapa saat setelah terapi. Uji klinis dilakukan dengan metode pengambilan sampel consecutive sampling. Penelitian dilakukan di Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung periode April–Mei 2104. Subjek penelitian kelompok I diberikan terapi dry needling menggunakan jarum injeksi 25G (0,50x25 mm) dan kelompok II diberikan terapi dry needling menggunakan jarum akupuntur 1 cun (0,25x25 mm). Subjek penelitian sebanyak 74 orang dibagi menjadi 2 kelompok. Perbandingan nilai numeric rating scale antara terapi dengan jarum injeksi 25G dan jarum akupunktur 1 cun tidak didapatkan perbedaan bermakna (p=0,230). Perbandingan nilai algometer antara terapi dengan jarum injeksi 25G dan jarum akupunktur 1 cun tidak didapatkan perbedaan bermakna (p=0,134). Tidak ada perbedaan efek terapi dry needling terhadap penurunan nyeri dan tenderness pada penderita sindrom nyeri miofasial otot upper trapezius tipe aktif antara menggunakan jarum injeksi 25G dan jarum akupunktur 1 cun.
Kata kunci: Dry needling, jarum akupunktur, jarum injeksi, upper trapezius, sindrom nyeri miofasial
Penulis: Nora Taofik, Tertianto Prabowo, Sunaryo. B. Sastradimaja
Kode Jurnal: jpkedokterandd150302

Artikel Terkait :