ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 12 KERINCI

Abstract: Penelitian ini berawal dari hasil observasi yang dilaksanakan di SMP Negeri 12 Kerinci. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia  cenderung menggunakan alih kode dan campur kode bahasa daerah (Kerinci, Melayu Jambi, Minangkabau) Penggunaan alih kode dan campur kode oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 12 Kerinci sangat menarik untuk diteliti, sehingga dapat memberikan gambaran penggunaan alih kode dan campur kode yang dilakukan oleh guru dan siswa. Teori yang dijadikan landasan untuk menganalisis alih kode dan campur kode dalam penelitian ini adalah yang dikemukakan oleh Suwito (1983), Ohoiwutun (2002), Chaer (2010), Siregar (2011), dan Rokhman (2013). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data penelitian adalah bahasa yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 12 Kerinci. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi observasi (simak),  rekam (video), dan catatan lapangan. Pengumpulan data dilanjutkan dengan penganalisisan wujud, jenis, faktor penyebab, dan fungsi alih kode dan campur kode. Alih kode yang digunakan siswa dan guru pada saat pembelajaran bahasa Indonesia memiliki alasan dan fungsi yang jelas. Sehubungan dengan hal ini, seiring dengan meningkatnya kemampuan penguasaan bahasa yang dimiliki oleh siswa baik secara lisan maupun tulis, guru bahasa Indonesia SMP Negeri 12 Kerinci perlu membatasi penggunaan alih kode dan campur kode dalam pengajaran bahasa Indonesia di kelas.
Kata Kunci: alih kode, campur kode, wujud, jenis, faktor penyebab, dan fungsi
Penulis: Nelvia Susmita
Kode Jurnal: jpsosiologidd150281

Artikel Terkait :