Kesetaraan Gender Satpam Perempuan dalam Menjaga Keamanan (Studi Kasus di Universitas Gadjah Mada)
Abstrak: Dinamika modernitas
mengakibatkan terjadinya pergeseran peran perempuan dalam lapangan pekerjaan.
Pergeseran itu tampak
dari pergerakan lapangan
pekerjaan sector domestic ke
sector publik. Banyak perempuan yang bekerja di sector public termasuk di bidang jasa
keamanan, sebagai satpam.
Sementara anggapan masyarakat
bahwa satpam adalah pekerjaan
laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesetaraan gender pada satpam perempuan
di UGM, serta
untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi kesetaraan gender
pada satpam perempuan
di UGM. Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian diskriptif kualitatif.
Penelitian dilakukan di kampus UGM Yogyakarta.
Subjek pada penelitian ini adalah satpam perempuan, satpam laki-laki dan
pengambil kebijakan mengenai satpam di Universitas Gadjah Mada. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik dokumentasi, wawancara
dan observasi, validitas
data dalam penelitian ini
menggunakan metode triangulasi,
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik
purposive sampling, dan analisis data dalam penelitian ini adalah pengumpulan data,
reduksi data, penyajian
dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan pembagian
kerja antara satpam
laki-laki dan perempuan dalam hal
jam kerja dan penempatan lokasi. Perbedaan pembagian kerja ini disebabkan
karena pola piker stereotype bahwa pekerjaan satpam itu adalah pekerjaan
lakilaki yang memerlukan tenaga kuat, sedangkan perempuan di tempatkan pada
bagian yang dianggap memerlukan kelembutan
dan ketelatenan. Stereotipe
bahwa posisi perempuan berkenaan dengan hal-hal yang
dikerjakan di dalam kantor, biasanya dekat dengan yang dilekatkan perempuan
memunculkan feminisasi dalam dunia kerja. Dari segi jumlah, proporsi antara
jumlah satpam laki-laki dan perempuan juga masih sangat timpang. Meskipun gaji antara
satpam laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan. Hasil penelitian
menunjukkan pula bahwa satpam perempuan masih mengalami tindakan yang sewenang-wenang yang menyebabkan terjadinya pelecehan di
tempat kerja. Pelecehan tidak dilakukan oleh rekan kerja tetapi oleh mahasiswa
laki-laki. Hasil analisis gender dengan menggunakan teknik analisis Harvard
menunjukkan bahwa dari adanya pembedaan jenis pekerjaan pada satpam perempuan, satpam
perempuan yang sudah
menikah memiliki peran
ganda, dalam hal pengambilan keputusan satpam perempuan
yang telah berkeluarga tetap membutuhkan ijin dari suami untuk bekerja.
Penulis: Khalet/Nur Hidayah
Kode Jurnal: jpsosiologidd150304