STRATEGI KOMUNIKASI PENGURUS PSKW (PANTI SOSIAL KARYA WANITA) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KERJA WANITA TUNA SOSIAL DI GODEAN YOGYAKARTA
Abstrak: Panti Sosial Karya
Wanita merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas sosial DIY sebagai
Lembaga Pelayan Masyarakat
yang memberikan Pelayanan Kesejahteraan sosial untuk membantu
untuk mememulihkan sikap, Perilaku, dan fungsi sosial wanita tuna sosial dan
rawan sosial melalui proses rehabilitasi sosial Penelitian ini mengkaji
strategi komunikasi yang dilakukan oleh pengurus PSKW (Panti Sosial Karya
Wanita) dalam meningkatkan keterampilan wanita tuna sosial di Godean
Yogyakarta. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana strategi
komunikasi yang digunakan oleh pengurus PSKW dalam meningkatkan keterampilan
kerja klien di PSKW, serta mengetahui faktor pendorong dan faktor penghambat
dalam strategi komunikasi yang dilakukan oleh pengurus PSKW dalam meningkatkan
ketrampilan kerja klien di PSKW. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif. Peneliti menjelaskan secara deskriptif
tentang hasil penelitian yang dilakukan. Subjek penelitian ditentukan dengan
teknik purposive sampling yaitu pengurus PSKW (Panti Sosial Karya Wanita) serta
pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan keterampilan kerja di PSKW. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam,
dokumentasi maupun studi kepustakaan. Teknik validitas data
dalam penelitian ini
menggunakan teknik triangulasi
sumber. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
data kualitatif dengan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan
strategi komunikasi yang dilakukan oleh pengurus PSKW mampu
meningkatkan keterampilan kerja wanita tuna sosial di PSKW Godean Yogyakarta.
Strategi komunikasi yang digunakan dalam peningkatan keterampilan kerja di PSKW
yaitu menggunakan Pendekatan Instruksional,
Partisipatoris, dan Interpersonal. Faktor
pendorong dalam peningkatan
keterampilan ini yaitu kerjasama antara pekerja sosial dan Instruktur, adanya
pendampingan dari pekerja sosial, pendekatan kekeluargaan, motivasi klien,
sarana dan prasarana yang memadai. Sedangkan, karakteristik klien, tingkat pendidikan
yang rendah, kurangnya tingkat intelektual, dan kurang meratanya pembagian jumlah
peserta pada setiap
keterampilan menjadi faktor penghambatnya.
Penulis: Agus Widiyanto dan
Nur Hidayah, M.Si
Kode Jurnal: jpsosiologidd150314