MODAL SOSIAL KOMUNITAS PETANI KEMENYAN DALAM PELESTARIAN HUTAN KEMENYAN DI DESA PANDUMAAN, KECAMATAN POLLUNG, KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

ABSTRAK: Kedekatan hubungan manusia dengan sumber daya alam atau lingkungan  membuat  mereka memiliki  pemahaman  yang  khusus  terhadap  lingkungan  tempat  tinggal  mereka.  Seharusnya lingkungan juga tidak hanya dijadikan objek untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia, tetapi juga harus ditata dan dipelihara agar terjaga kelestariannya. Oleh karena itu, adanya ikatan antara manusia dan  lingkungannya  dapat  melahirkan  pikiran  bagaimana  manusia  mempertahankan  kelestarian lingkungannya guna kelangsungan hidup manusia. Setiap daerah memiliki potensi alamnya masing  – asing.  Seperti  wilayah  Kecamatan  Pollung  khususnya  desa  Pandumaan  yang  terkenal  dengan kemenyannya.  Desa  ini  memiliki  pengetahuan  mengenai  pemanfaatan  hutan  kemenyan  secara tradisional  sebagai  warisan  nenek  moyang  yang  tlah  diregenerasikan  selama  13  keturunan.  Dalam usaha  mempertahankan  kelestarian  hutan  ini  mendapatkan  tantangan  seperti  kebijakan  pemerintah berupa  izin  pengelolaan  tanah  adat  masyarakat  Pandumaan  dan  desa  sekitarnya  kepada  PT.TPL sehingga  lebih  dari  300  ha  lahan  hutan  kemenyan  telah  habis  ditebang  oleh  perusahaan  tersebut. Penelitian yang digunakan merupakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif yang  bertujuan  untuk  menggambarkan  modal  sosial  komunitas  petani  kemenyan  dalam  pelestarian hutan kemenyan di Desa Pandumaan, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan melalui wawancara dan observasi yang diinterpretasikan dalam bentuk narasi. Yang menjadi informan dalam penelitian  ini  adalah  petani  kemenyan  sebanyak  3  orang  (  satu  orang  pengurus  kelompok  petanikemenyan)  dan  satu  orang  Raja  Huta atau  ketua  patih,  satu  orang  staf  BAKUMSU.  Penelitian  ini menemukan bahwa modal sosial yang dimiliki oleh petani kemenyan di desa ini penting dalam usaha pelestarian  hutan  kemenyan.  Sejak  tahun  2009  hingga  2013  ini  masyarakat  masih  tetap  berjuang mempertahankan kelestarian hutan kemenyan bersama dengan beberapa lembaga sebagai pendamping seperti KSPPM, BAKUMSU, AMAN, WALHI, dan organisasi sosial lainnya.
Kata kunci: modal sosial, petani kemenyan, pelestarian hutan
Penulis: Elisabeth Christina Ambarita, Drs. Henry Sitorus, M. Si
Kode Jurnal: jpsosiologidd150317

Artikel Terkait :