“BERNEGOSIASI” DENGAN TUHAN MELALUI RITUAL DHÂMMONG (Studi atas Tradisi Dhâmmong sebagai Ritual Permohonan Hujan di Madura)

Abstrak: Setiap studi tentang Islam secara keseluruhan lambat-laun akan berjumpa dengan kebudayaan-kebudayaan lokal yang membangun pola hubungan koeksistensi. Melalui ritual dhâmmong, masyarakat Madura secara kreatif mampu mengintegrasikan secara seimbang antara tuntutan tradisi universal-Islam dan tradisi lokal-Madura. Dalam kaitan ini, tradisi Madura, sebagai tradisi kecil (little tradition), ditarik ke dalam tradisi Islam, sebagai tradisi besar (great tradition), dengan cara memberi penjelasan mistikteologis yang sesuai. Melalui dhâmmong, pelaku ritual itu selalu diingatkan berkenaan dengan eksistensi dan hubungan dengan lingkungan ekologinya. Mereka juga bukan hanya diingatkan tetapi juga dibiasakan untuk menggunakan simbol-simbol yang bersifat abstrak-Islami yang berada pada tingkat pemikiran dan kesadaran untuk berbagai kegiatan nyata yang dalam lingkungan ekologisnya.

Kata kunci: Dhâmmong, ritual, tradisi Madura, tradisi Islam, dan ekologi

Penulis: Moh. Hefni

Kode Jurnal: jpperadabanislamdd080095

Artikel Terkait :

Jp Peradaban Islam dd 2008

• KOBUNG (Bangunan Tradisional Pewaris Nilai Masyarakat Madura Tempo Dulu)
• BAHASA MADURA SEBAGAI BAHASA RESMI REGIONAL (Sebuah Ikhtiar Alternatif Pemeliharaan Bahasa)
• PEMAHAMAN ISLAM DAN SENTUHAN BUDAYA LOKAL
• RUH ISLAM DALAM KEMADURAAN DAN KEINDONESIAAN
• ONTOLOGI RELASI KEDEWASAAN BERBANGSA (Telaah terhadap Sintesa Struktur Individual dan Struktur Sosial dalam Kearifan Lokal Masyarakat Madura)
• ISLAM PRIBUMI VERSUS ISLAM OTENTIK (Dialektika Islam Universal dengan Partikularitas Budaya lokal)
• KESANTUNAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA YANG BERBUDAYA
• ISLAM, BUDAYA LOKAL DAN KEDEWASAAN BERBANGSA
• BENCANA ALAM DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN BUDAYA MADURA
• ISLAM, KESEHATAN DAN LINGKUNGAN HIDUP: Studi Tentang Jamu Madura
• REHABILITASI HUTAN MANGROVE: Pelestarian Ekosistem Pesisir Pantai dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
• RUH ISLAM DALAM “WADAG” LOKAL MADURA: Kasus “Tanean Lanjeng”
• LOCAL KNOWLEDGE MASYARAKAT MADURA: Sebuah Strategi Pemanfaatan Ekologi Tegal Di Madura
• IMPLEMENTASI HUKUM LINGKUNGAN DALAM PERENCANAAN TATA RUANG KOTA PAMEKASAN
• SHAPING THE BEHAVIOUR SOCIAL AWARE OF ENVIRONMENT
• MEMBANGUN ECOLITERACY DI MADURA: Usulan untuk Aksi dan Proaksi
• ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP: Menggagas Pendidikan Islam Berwawasan Lingkungan
• ANALISIS SENSITIVITAS RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM AWAL DAN AKHIR TAHUN PERUSAHAAN TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
• FIKIH DI PESANTREN SALAF (STRATEGI PENGEMBANGAN FIKIH SALAF DI PESANTREN HIDAYATUL MUBTADI’IN LIRBOYO KEDIRI)
• SIAPA YANG LEBIH MERASA ADIL? PEREMPUAN ATAU LAKI-LAKI?: ANALISIS PERBEDAAN PENILAIAN KEADILAN KARYAWAN TINJAUAN DARI SEGI JENIS KELAMIN DI UIN MALANG
• HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PERAKITAN DI CV. MITRA DUNIA PALLETINDO TEMPEH-LUMAJANG
• AGAMA DAN FEMINISME: ANTARA DOKTRIN TEKS DAN REALITAS SOSIAL (STUDI APLIKATIF AYAT “AL-RIJAALU QAWWAAMUUNA ‘ALA AL-NISAA’” TERHADAP MODEL PEMBAGIAN KERJA SUAMI - ISTRI DI KALANGAN ELITE AGAMA DI KEPANJEN JOMBANG)
• EFEKTIFITAS METODE COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA MTS AL-FATTAH TUREN MALANG
• STRATEGI COPING STRES PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN SELF MONITORING SEBAGAI VARIABEL MEDIASI