Fluktuasi Agresifitas Politik Luar Negeri Israel Terhadap Palestina
Abstrak: Politik luar negeri
Israel terhadap Palestina secara umum memiliki tujuan akhir untuk menganeksasi
wilayah Palestina. Sejak Palestina secara resmi dideklarasikan pada tahun 1988,
Politik luar negeri Israel terhadap Palestina senantiasa mengalami fluktuasi.
Fluktuasi tersebut diawali oleh rezim Yitzhak Shamir yang ditandai oleh adanya
pengusulan negosiasi dengan Palestina dan kemudian dilanjutkan oleh Yizhak
Rabin yang pada akhirnya terbunuh pasca penandatangan perjanjian Oslo I dan II.
Pada masa Netanyahu terjadi peningkatan agresifitas politik luar negeri Israel
terhadap Palestina berupa berbagai tindakan kekerasan dalam upaya menganeksasi
wilayah Palestina. Pasca rezim Netanyahu, agresifitas politik luar negeri
Israel menurun drastis yang ditandai dengan penandatanganan perjanjian Camp
David II pada masa kepemimpinan Ehud Barak. Pada rezim Ariel Sharon,
agresifitas Israel kembali meningkat dengan masifnya tindakan-tindakan
kekerasan terhadap warga sipil Palestina. Pasca tiga tahun pemerintahannya,
Sharon mengambil kebijakan berupa penyerahan sebagian wilayah Israel terhadap
Palestina yang menandai turunnya agresifitas Israel. Pasca jatuhnya Sharon,
agresifitas Israel kembali meningkat yang ditandai dengan adanya invasi ke Gaza
pada masa Ehud Olmert dan adanya politik isolasi, berbagai upaya aneksasi, dan
masifnya tindak kekerasan terhadap warga sipil Palestina pada rezim
kepemimpinan Benjamin Netanyahu pasca pemilu Israel 2009.
Penulis: Hafid Adim Pradana
Kode Jurnal: jphubintdd120038