KEBERMAKNAAN HIDUP PADA BIARAWATI DI KALIMANTAN TIMUR
Abstrak: Konsekuensi yang
dihadapi seorang biarawati adalah berkaitan
dengan tiga kaul yaitu
kaul kemurnian, kaul
ketaatan, dan kaul
kemiskinan yang juga ditambah
dengan kebebasan yang
dinilai terbatas, memiliki
waktu luang yang tidak
banyak, rutinitas keseharian
yang telah dijadwalkan
oleh pimpinan, tidak menikah, hidup sederhana, serta terikat
dengan peraturan Gereja. Namun tidak hanya
konsekuensi-konsekuensi yang
dilahirkan dari kaul
kekal para biarawati tersebut, melainkan
juga karena adanya
gangguan penyesuaian diri,
kebiasaan, pola pikir, ketertarikan terhadap lawan
jenis, konflik-konflik dengan
umat maupun dengan teman
sebiara, masalah ekonomi
keluarga, penyakit kronis
dan lain sebagainya. Dari
konsekuensi-konsekuensi
tersebut maka tidak
dapat dipungkiri bahwa terdapat
biarawati yang merasa
tertekan, stres ringan,
serta gangguan penyesuaian diri
yang berdampak ada
gangguan tidur dan
gangguan makan (pola makan
yang tidak sesuai
dengan kebiasaan sebelumnya),
bahkan sampai memutuskan untuk
keluar dari biara
dan memilih untuk
menjadi kaum awam.
Akan tetapi, dari banyaknya
konsekuensi-konsekuensi
tersebut, masih banyak pula
biarawati yang memilih
untuk tetap menjadi
biarawati sehingga adanya subjek
yang mengaku merasa
tenang berada dalam
biara, dan merasa telah menemukan tujuan hidupnya. Maka
dari itu peneliti ingin mengulas proses penemuan makna
hidup biarawati tersebut
dalam biara, serta
yang melatarbelakangi mereka untuk
memilih menjadi biarawati
hingga menemukan solusi untuk
tetap bertahan dan
menjalani hidup sebagai biarawati.
Frankl mengatakan bahwa makna
hidup dapat dialami
oleh siapapun dan
dalam keadaan apapun, bahkan
dalam keadaan menderita
sekalipun. Makna hidup menjadi
nilai yang semakin
penting dalam kehidupan
manusia yang harus direfleksikan demi
suatu kehidupan yang
tertata dengan baik.
Peneliti melihat adanya perbedaan pandangan hidup dan pemaknaan hidup
pada masing-masing individu, baik itu
oleh biarawati sendiri
maupun oleh manusia
“awam” pada umumnya. Mencermati
pilihan hidup biarawati,
peneliti hendak melihat bagaimana biarawati
menemukan makna hidup
mereka didalam biara
sehingga mereka berani memilih
hidup sebagai biarawati
dengan segala konsekuensi
di dalamnya dan tetap
bertahan menjadi biarawati
setelah mengalami konflik-konflik yang disebabkan oleh
konsekuensi yang harus dijalani.
Penulis: Desy Amelia Fransiska
Hagang
Kode Jurnal: jppsikologisosialdd160004