Konstruktivisme Hubungan Internasional: Meretas Jalan Damai Perdebatan Antarparadigma

Abstraksi: Era 1990an adalah era konstruktivisme Hubungan International (HI). Paradigma ini lahir sebagai pembaharuan atas paradigma-paradigma lama dalam disiplin tersebut. Yang dilakukan paradigma tersebut adalah merangkul aspek-aspek moderat dua paradigma sebelumnya yang berseteru, rasionalis-positivis dan reflektivis-pospositivis. Secara epistimologis, konstruktivisme memiliki banyak persamaan dengan pospositivis sehingga dalam konteks ini konstruktivisme berada dalam satu barisan anti-positivisme. Sedangkan secara ontologis, paradigma ini menawarkan gagasan dasar bahwa struktur internasional adalah sebuah konstruksi sosial. Ia terbangun oleh praktek intersubjektif antaraktor yang kemudian terjadi hubungan saling mempengaruhi antara struktur dan aktor-aktor penciptanya. Dari asumsi tersebut para pemikir konstruktivis HI pada dekade tersebut mulai merumuskan teori-teori substantif sebagai tawaran alternatif terhadap produk-produk teoretis kaum rasionalis-positivis seperti neorealis dan neoliberal institusional. Artikel ini ingin coba menguraikan asumsi-asumsi ontologis dan epistemologis konstruktivisme secara komprehensif untuk memahami maksud dari cita-cita jalan tengahnya.
Keywords: Ide, material, objek, fenomena, perdebatan, struktur, kebenaran, interpretasi
Penulis: Cecep Zakarias El Bilad
Kode Jurnal: jphubintdd110011

Artikel Terkait :