NOVEL “PERI KECIL DI SUNGAI NIPAH”: POTRET PEMBANGUNANISME DAN MARGINALISASI MASYARAKAT DESA PADA AWAL KONSOLIDASI KEKUASAAN REZIM ORDE BARU

Abstrak: Novel “Peri Kecil di Sungai Nipah” menceritakan tentang proses konsolidasi ekonomi politik pada awal rezim Orde Baru (1966-1971). Kampung Sangir, sebuah kampung fiktif dimana latar-belakang novel tersebut diceritakan, merupakan entitas kecil dalam masyarakat Indonesia yang turut pula terjerumus sebagai dampak dari ambisi kuasa modal global. Di kampung Sangir pula tergambarkan secara baik bagaimana dampak proses konsolidasi kekuasaan ekonomi politik Orde Baru telah meminggirkan masyarakat kampung dalam hubungannya yang setara dengan negara dan pemerintah. Rejim Orde Baru dengan dukungan tentara dan polisi telah melakukan pendekatan represif secara terbuka terhadap masyarakat kampung Sangir pasca kehancuran Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965-1966. Hal ini dilakukan untuk menyukseskanusaha mereka dalam mengkampanyekan ”pembangunanisme” dan secara total menolak komunisme. Pendekatan otoriter itu turut pula memporak-porandakan kearifan lokal dan kepercayaan lama mengenai penghormatan terhadap alam. Rakyat kampung Sangir menyaksikan bagaimana negara telah menghancurkan sungai Nipah yang selama puluhan tahun turut menghidupi mereka. Negara mengganti sungai itu dengan sebuah bendungan yang ternyata tidak bermanfaat bagi masyarakat. Novel “Peri Kecil di Sungai Nipah” mendedahkan bahwa praktek-praktek sebuah ideologi politik asing yang tidak sesuai dengan konteks sosiohistoris masyarakat setempat akan melahirkan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat tersebut.
Kata kunci: Pembangunanisme, Konsolidasi, Marginalisasi, Orde Baru, Sungai Nipah
Penulis: Muhammad Harya Ramdhoni Julizarsyah
Kode Jurnal: jphubintdd120040

Artikel Terkait :