Peran Memaafkan dan Sabar dalam Menciptakan Kepuasan Perkawinan
Abstrak: Kepuasan pernikahan
menjadi satu hal penting dalam hubungan pasangan. Tidak adanya kepuasan dalam
perkawinan mengakibatkan perceraian dan dapat pula mempengruhi kesehatan mental
seseorang secara umum. Penelitian ini melihat peran memaafkan dan sabar
terhadap kepuasan perkawinan. Memaafkan diartikan sebagai penggantian emosi
negatif dengan emosi yang lebih positif. Sementara sabar merupakan suatu
variabel yang relatif baru dalam kajian psikologi, yang berarti respon awal
yang aktif dalam menahan emosi, pikiran, perkataan dan perbuatan yang taat pada
aturan untuk tujuan kebaikan yang didukung oleh optimis, pantang menyerah,
semangat mencari informasi/ilmu, dan memiliki semangat terbuka terhadap solusi,
konsisten serta tidak mudah mengeluh. Responden pada penelitian ini terdiri
dari 70 orang laki-laki maupun perempuan yang sudah menikah. Adapun skala yang digunakan
pada penelitian ini adalah CSI (Couple Satisfaction Inventory), Marital
Forgiveness Inventory, dan Skala Sabar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
memaafkan memiliki pengaruh terhadap kepuasan perkawinan dengan R sebesar
0.493, R Square 0.243 pada level signifikansi 0.000 (< 0.05). Yang artinya
pengaruh memaafkan terhadap kepuasan pernikahan adalah sebesar 24,3%. Sabar
memiliki pengaruh terhadap kepuasan perkawinan dengan R sebesar 0.391. R Square
0.153 pada level signifikansi 0.000 (< 0.05). Yang artinya pengaruh sabar
terhadap kepuasan pernikahan adalah sebesar 15.3%. Memaafkan dan sabar secara
bersama-sama mempengaruhi kepuasan pernikahan dengan R sebesar 0.566, R Square
sebesar 0.320 pada level signifikansi 0.000 (< 0.05). Artinya kedua
variabel, memaafkan dan sabar, saling mengontrol dan berpengaruh terhadap
kepuasan pernikahan sebesar 32%.
Penulis: Anisia Kumala &
Dewi Trihandayani
Kode Jurnal: jppsikologisosialdd150012