Strategi Defensif China dalam Merespon Kebijakan Amerika Serikat atas Taiwan

Abstrak: Penjualan senjata oleh Amerika Serikat kepada Taiwan merupakan salah satu driving force untuk memahami hubungan China-AS. Di bawah kerangka perjanjian Taiwan Relations Act, Amerika Serikat berhak untuk menyediakan persenjataan untuk tujuan pertahanan bagi Taiwan. Hal ini dilakukan AS untuk melindungi Taiwan dari kemungkinan tindakan unilateral China. Kebijakan AS ini sangat mempengaruhi China, yang menganggap bahwa Taiwan merupakan salah satu propinsi yang memberontak dari Tanah Air. Bagi China, status Taiwan telah final dan tidak dapat dirubah, yaitu merupakan bagian dari Republik Rakyat China, dan tidak akan pernah memperoleh kemerdekaan secara de jure. Sehingga kebijakan AS menjual persenjataan dalam jumlah besar, seperti yang terjadi pada tahun 2010, dipandang oleh China sebagai dukungan untuk kemerdekaan Taiwan. Hasil dari tulisan ini menunjukkan bahwa kapabilitas militer Amerika Serikat merupakan variabel utama mengapa strategi China dalam merespon penjualan senjata ke Taiwan bersifat defensif. Saat ini pilihan yang menguntungkan bagi China adalah bertahan, bukannya menyerang. Pilihan untuk memaksa penyatuan dengan Taiwan hanya akan merugikan China, karena akan memancing reaksi AS, seperti yang terjadi pada krisis tahun 1995-1996. Kapabilitas militer China yang berada di bawah AS, menjadi pertimbangan utama strategi defensif.
Kata kunci: Penjualan senjata, Deterens, Offense-defense, Kapabilitas militer, Taiwan Relations Act
Penulis:  Maulana Prasetya
Kode Jurnal: jphubintdd120037

Artikel Terkait :