SUBJECTIVE WELL-BEING DAN PENERIMAAN DIRI IBU YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME

Abstrak: Penelitian  mengenai subjective  well-being dan  penerimaan  diri  ibu  yang memiliki  anak down  syndrome,  bagaimana  seorang  ibu  memiliki subjective  well-being yang  positif  ketika  memiliki  anak  dengan  gangguan  perkembangan down syndrome serta  penerimaan  diri  ibu  dalam  menghadapi  anak  dengan  gangguan perkembangan down  syndrome. Teori  menekankan  pada  bagaimana  seorang  ibu memiliki subjective well-being yang positif dan proses penerimaan diri ibu memiliki anak dengan gangguan down syndrome. Kebutuhan subjective well-being yang positifdan penerimaa diri yang baik agar seorang ibu merasakan kepuasan dalam hidupnya serta  menerima  segala  kekurangan  yang  dimiliki  anaknya  agar  dapat  memberikan sesuai dengan kebutuhan anak dalam proses pertumbuhannya.
Peneliti  ini  menggunakan  penelitian  kualitatif  berdasarkan  teori  yang dikemukakan  oleh  Creswell  dengan  pendekatan  fenomenologi. Responden  diambil berdasarkan purposive  sampling yaitu  pemilihan  subjek  dan  informan  dalam penelitian  didasarkan  atas  ciri-ciri  yang  memenuhi  tujuan-tujuan  yang  sudah ditetapkan. Metode pengumpulan data adalah metode wawancara mendalam (in depth interview), dengan empat subyek penelitian dan empat informan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada keempat subjek memiliki subjective well-being dan  penerimaan  diri  yang  berbeda  dalam  menghadapi  anak  dengan gangguan  perkembangan down  syndrome. Pada  subyek  pertama  M,  memiliki subjective  well-being yang  positif  karena  subyek  merasa  puas  dengan  keadaan anaknya  dan  menerima  setiap  kekurangan  anaknya.  Subyek  kedua  RNS,  memiliki subjective  well-being yang  negatif  dan  penerimaan  diri  yang  kurang  baik  karena subyek  merasa  bahwa  keadaan  anaknya  merupakan  kesalahannya  dengan  Sang Pencipta.  Subyek  ketiga  MI  memiliki subjective  well-being negatif  dan  penerimaan diri yang kurang baik karena subyek tidak merasa puas dengan keadaan anaknya dan membutuhkan  waktu  yang  lama  untuk  mengatakan  keadaan  anaknya.  Subyek keempat R memiliki subjective well-being yang positif dan penerimaan diri yang baik karena subyek merasa puas dengan keadaan anaknya.
Kata kunci: Subjective Well-Being dan Penerimaan Diri
Penulis: Dian Wijayanti
Kode Jurnal: jppsikologiabnormaldd160002

Artikel Terkait :