ANALISIS FENETIK JAGUNG RAS LOKAL NUSA TENGGARA TIMUR UMUR GENJAH BERDASARKAN KARAKTER AGRONOMI DAN INTER SHORT SEQUENCE REPEATS

ABSTRAK: Jagung umur genjah yang memiliki umur panen kurang dari 80 Hari Setelah Tanam (HST) sangat penting bagi sistem ketahanan pangan masyarakat NTT karena dapat dipanen lebih awal dibanding jagung umur non-genjah dan biasanya untuk konsumsi balita. Jagung ras lokal umumnya heterogen homosigot akibat penanaman menggunakan hasil panen petani sendiri secara turun-temurun sehingga diduga memiliki  keragaman  yang  cukup  rendah.  Studi  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  keragaman  fenotip  dan  genetik  12  jagung  ras  lokal berdasarkan karakter agronomi dan profil  ISSR. Dua aksesi jagung lokal non-genjah juga digunakan dalam analisis sebagai kontrol. Sepuluh karakter agronomi dan delapan primer ISSR digunakan untuk melakukan analisis fenetik menggunakan metoda unweighted pair group method with aritmethical average (UPGMA). Dendrogram pengelompokkan berdasarkan karakter agronomi menunjukkan aksesi jagung mengelompok berdasarkan umur panen (sangat genjah, genjah dan non genjah) sedangkan penglompokkan berdasarkan profil ISSR menunjukkan seluruh aksesi mengelompok secara acak. Seluruh aksesi jagung umur genjah memiliki koefisien jarak taksonomi 0.83 dan koefisien kemiripan genetik 57%.  Hal ini mengindikasikan bahwa walaupun aksesi jagung lokal bersari bebas yang memungkinkan terjadi penyerbukan silang selama masa berbunga namun keragaman fenotip dan genetik yang dijumpai relatif cukup rendah.  
Kata kunci: Jagung lokal, NTT, umur genjah, analis fenetik, keragaman genetik, karakter agronomi, ISSR
Penulis: Kusumadewi Sri Yulita, Charles Y. Bora, IGB Adwita Arsa dan Tri Murniningsih
Kode Jurnal: jpbiologidd150690

Artikel Terkait :