TOKSISITAS AKUT ORAL DUA SENYAWA BISANTRAKUINON (+)-2,2’-EPISITOSKIRIN A DAN (+)-1,1’-BISLUNATIN

ABSTRAK: Senyawa bisantrakuinon (+)-2,2’-episitoskirin A dan  (+)-1,1’-bislunatin yang diproduksi oleh jamur endofit  Diaporthe sp. GNBP-10 secara  in-vitro memperlihatkan aktivitas antibakteri yang kuat dan memiliki  peluang untuk dijadikan sebagai kandidat antibiotik baru. Suatu kandidat obat harus diketahui aspek keamanannya atau efek toksisitasnya agar bisa digunakan pada manusia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aspek keamanan kedua senyawa tersebut di atas melalui uji toksisitas akut oral pada hewan coba mencit (Mus musculus). Toksisitas akut (+)-2,2’-episitoskirin A dan  (+)-1,1’-bislunatin dievaluasi dengan metode  Up and Down Procedure  dengan limit test pada dosis 2000 mg/kg BB. Hasil uji toksisitas akut menunjukkan bahwa nilai LD50  senyawa bisantrakuinon (+)-2,2’-episitoskirin A dan (+)-1,1’-bislunatin berturut-turut adalah  1638,87 mg/kg BB dan >2000 mg/kg BB. Pemberian senyawa (+)-2,2’-episitoskirin A mengakibatkan meningkatnya  miliari multifokus hepatitis, degenerasi lemak dan nekrosis pada sel hati, sedangkan pada ginjal mengakibatkan meningkatnya degenerasi epitel tubuli dengan meningkatnya pemberian dosis. Pemberian (+)-1,1’-bislunatin pada dosis 2000 mg/kg BB mengakibatkan akumulasi multifokus sel radang pada hati dan degenerasi sel pada pulau Langerhans meskipun tidak mengakibatkan kematian. Walaupun beberapa indikasi memperlihatkan adanya perubahan pada organ-organ  yang diamati, namun berdasarkan klasifikasi UN/ECE nilai LD50 senyawa (+)2,2’-episitoskirin A dan (+)-1,1’-bislunatin termasuk dalam low acute toxicity.  
Kata Kunci: (+)-2,2’-Episitoskirin A, (+)-1,1’-bislunatin , toksisitas akut oral, histopatologi
Penulis: Praptiwi, Arif Nurkanto, Dewi Wulansari dan Andria Agusta
Kode Jurnal: jpbiologidd150699

Artikel Terkait :