PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN “PUZZLE” DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DI SMA NEGERI KESAMBEN JOMBANG
Abstrak: Latar belakang
dari penelitian ini
adalah adanya indikasi
siswa interaksi sosial
rendah di SMA
Negeri Kesamben, selain itu
layanan bimbingan kelompok
yang dilakukan masih
monoton dan kurang variatif.Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah interaksi sosial
di sekolah dapat ditingkatkan melalui layanan
bimbingan kelompok pada siswa kelas X SMA Negeri Kesamben, Jombang.Penelitian
ini penting untuk dilakukan agar kedepannya
siswa yang duduk
di kelas X
dapat beradaptasi dengan
baik di lingkungan
sekolah baru mereka, sehingga
proses belajar mengajar
dapat berjalan dengan
baik. Metode yang
digunakan adalah metode eksperimen
dengan desain one
group pretest-posttest, dianalisis
dengan statistik non
parametrik menggunakan
uji-tanda.Subyek penelitian ini
9 orang siswa
kelas X SMA
Negeri Kesamben yang
memiliki interaksi sosial rendah dengan teman di lingkungan
sekolah.Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa interaksi sosial dengan teman
sebaya mengalami peningkatan signifikan setelah pemberian layanan bimbingan
kelompok. Hal ini ditunjukkan
dari hasil perhitungan
pretest dan posttest
yang diperoleh Z
hitung = 0,002
dan Z tabel
= 0,05. Karena Z
hitung <Z tabel,
maka H0 ditolak
dan Ha diterima,
artinya terdapat perbedaan
yang signifikan antara interaksi
sosial di lingkungan sekolah sebelum dan setelah diberikan layanan bimbingan
kelompok.Selain itu perhitungan skor rata-rata
antara tahap pre-test dan post-test terdapat perbedaan yang
signifikan yaitu 25.44 dari skor
awal 62.78 menjadi
88.22.Kesimpulan dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa
interaksi sosial di lingkungan
sekolah dapat ditingkatkan
melalui layanan bimbingan
kelompok pada siswa
kelas X SMA
Negeri Kesamben.Saran yang diberikan
yaitu (1) kepada
guru pembimbing hendaknya
mengadakan kegiatan layanan bimbingan kelompok secara rutin
untuk meningkatkan interaksi sosial
siswa di lingkungan sekolah. (2) kepada kepala sekolah, kegiatan
permainan “puzzle” ini dapat dilakukan secara rutin terutama dapat dimasukkan
dalam program penerimaan murid baru
Penulis: Siti Rochmah
Kode Jurnal: jpbkdd130526