EVALUASI PENJADWALAN PROYEK JARINGAN ALMS (AUTOMATED LOGISTIC MANAGEMENT SYSTEM) DENGAN METODE PERT DI PANGKALAN TNI AU ATANG SENDJAJA BOGOR
Abstrak: TNI AU melalui
Dismatau (Dinas Materiil Angkatan Udara) menginginkan perencanaan dukungan
logistik bagi setiap alutsista udara diselenggarakan secara cermat dan
seefisien mungkin. Hal ini dapat dilaksanakan melalui pembangunan jaringan ALMS
untuk suku cadang alutsista yang ada di Lanud ATS Bogor. Dismatau melaksanakan pembangunan
jaringan ALMS menggunakan alokasi waktu dan tenaga kerja dalam menyelesaikan
pembangunan jaringan ALMS. Namun berdasarkan observasi penjadwalan yang
diterima dari pihak pengembang didapat alokasi waktu dan tenaga kerja yang
dapat dicrashing agar diperoleh waktu kegiatan, jumlah tenaga kerja serta biaya
proyek yang lebih efektif dan efisien.
Metode analisis jaringan kerja yang digunakan dalam observasi penjadwalan
ini adalah metode PERT. Metode PERT ditinjau dari sudut kepentingan perencanaan
dan pelaksana pekerjaaan digunakan untuk mengkoordinasikan berbagai macam
pekerjaan yang ada satu dengan lainnya dengan bebas dan atau saling bergantung
berdasarkan pertimbangan sumber daya yang digunakan, logika proses yang
berlangsung dan hasil proses itu sendiri. Pada dasarnya tahap aplikasi terdiri
dari tiga kelompok utama: pembuatan, pemakaian, dan perbaikan. Pembuatan
terdiri dari inventarisasi kegiatan, hubungan antar kegiatan, network diagram,
data kegiatan, analisis waktu dan sumber daya, batasan dan persyaratan,
leveling. Pemakaian digunakan untuk melaporkan kemajuan proses pelaksanaan tiap
kegiatan. Perbaikan dilakukan karena tidak tepatnya asumsi yang dipakai pada
saat pembuatannya. Analisis metode PERT dilengkapi dengan perhitungan standar
deviasi.
Penggunaan analisis jaringan kerja PERT sebagai model yang dipakai pada penyelenggaraan
proyek sehingga dapat dilakukan upaya percepatan durasi proyek dengan mempercepat
pekerjaan-pekerjaan yang berada pada lintasan kritis. Percepatan durasi proyek
dilakukan dengan menggunakan alternatif, yaitu penambahan tenaga kerja. Waktu kegiatan
proyek dengan penambahan tenaga kerja dapat dipercepat, sehingga waktu pelaksanaan
proyek saat sebelum crashing dari 114 hari menjadi 90 hari. Pehitungan biaya proyek
sebesar Rp 228.900.000 untuk 114 hari dapat ditekan menjadi Rp193.750.000 untuk
90 hari sehingga kegiatan dapat dipercepat selama 24 hari dengan penghematan
biaya sebesar Rp. 35.150.000. Lintasan Kritis terjadi pada kegiatan presentasi
usul pesanan oleh pihak pengembang, pembuatan rencana usul pesanan oleh TNI AU,
pembuatan usul pesanan oleh TNI AU, penandatanganan kontrak TNI AU dan
pengembang, pembangunan jaringan WAN jarkombra dan pembangunan LAN, test
jaringan WAN dan LAN, test jaringan jarkombra, test jaringan antar Pangkalan
Udara, replikasi transaksi data , instalasi aplikasi, pelatihan/training,
sosialisasi program, uji fungsi.
Penulis: ERI AHMAD HARAHAP DAN
BASUKI ARIANTO
Kode Jurnal: jptindustridd140471